BAB II
ALAT PENJERNIH AIR
Air merupakan
sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet
biru, karena air
menutupi 3/4 permukaan bumi.
Namun, tidak jarang pula
kita mengalami kesulitan
mendapatkan air bersih,
terutama saat musim kemarau.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih. Cara yang paling mudah dan paling umum digunakan dengan membuat saringan air. Kita dapat membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air.
Pada daerah
yang memiliki sumber mata air permukaan tanah
penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan
dengan daerah tanpa sumber mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih dahulu. Penanggulangan
secara cepat dapat dilakukan dengan
cara melakukan penyaringan air dengan menggunakan beberapa teknik
penyaringan air bersih secara alami/buatan maupun modern/tradisional
1. Sistem Penyaringan Air dari Bahan Alami
Secara umum proses penjernihan air berguna untuk
menghilangkan zat pengotor atau
untuk memperoleh air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas
air. Proses ini mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut :
a.
Menghilangkan gas-gas terlarut.
b.
Menghilangkan rasa yang tidak enak
c.
Membasmi bakteri pathogen yang sangat berbahaya.
d.
Memperkecil
sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan pada pipa dan saluran air.
Ada beberapa macam cara sederhana untuk mendapatkan air
bersih. Cara yang paling mudah adalah dengan teknik penyaringan dan teknik
pengendapan.
a)
Teknik penyaringan
Beberapa
cara sederhana untuk penyaringan air sebagai
berikut.
(1) Saringan kain katun
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana atau paling mudah. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh tersebut. Air hasil saringan tergantung dari ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
(2) Saringan kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya.
(3) Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan
metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.
Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
(4) Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah.
(5) Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Namun arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow).
(6) Graffiti-fed filtering system
Gravity-fed filtering system merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat (SPC). Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa Saringan Pasir Lambat.
(7) Saringan arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada dalam air baku. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
(8) Saringan keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri.
Untuk perawatan saringan keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.
(9) Saringan cadas
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
a) Teknik pengendapan
Beberapa teknik pengendapan untuk proses penjernihan air sebagai berikut :
(1) Biji Kelor
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy- benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air.
Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.
(2) Tawas
Tawas berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan sekira 12 jam.
Fungsi tawas hanya untuk pengendapan, tidak berfungsi untuk membunuh kuman dan menaikkan pH dalam air.
(3) Kaporit
Kaporit berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan sekira 12 jam.
(4) Kapur gamping
Kapur gamping berfungsi untuk pengendapan tetapi membutuhkan waktu hingga 24 jam. Selain itu, kapur gamping berfungsi untuk menaikkan pH air tetapi tidak berfungsi untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri.
(5) Arang batok kelapa
Bahan ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air, dan juga menjernih air.
2. Bahan dan Alat Penjernih Air dengan Bahan Alami
Bahan penyaring adalah suatu material yang dapat menyerap berbagai kotoran, zat kimia, dan polutan lain yang ada di dalam air. Bahan penyaring dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bahan alam dan bahan buatan.
Alat-alat yang digunakan untuk membuat alat penjernih air sebagai berikut :
a. Gergaji
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong atau mengurangi ketebalan suatu benda tertentu.
b. Bor
Bor berfungsi untuk membuat atau memperbesar lubang pada kayu, aluminium dan bahan- bahan lainnya.
c. Pisau
Pisau adalah alat yang digunakan untuk memotong, menghaluskan benda.
d. Palu
Palu adalah alat yang digunakan untuk menancapkan paku pada kayu atau aluminium.
Untuk membuat alat penjernih air, dibutuhkan kemampuan teknik ini :
a.
Memotong
Bahan
yang berbeda akan menentukan jenis alat pemotong yang berbeda pula. Misalnya
memotong kawat menggunakan tang potong, sedangkan memotong
kayu menggunakan gergaji.
b.
Melubangi
Membuat
lubang pada bahan sesuai ukuran dengan bantuan alat seperti bor,
pisau raut, paku atau apa saja.
c.
Menyambung
Teknik
menyambung dapat dilakukan dengan mengelem, mengelas, menyekrup, mengikat dan
yang lainnya, bergantung pada karakter bahan yang akan disambung dengan harapan
menghasilkan sambungan yang kuat dan baik.
Menyambung dengan teknik mengelem tidaklah mudah. Hal yang harus diperhatikan pada saat mengelem adalah media apa yang akan dilem karena lem mempunyai karakter yang berbeda, contohnya lem kertas, lem plastik, besi, kayu, dan lem karet
Pembuatan
alat penjernih air dilakukan melalui prosedur atau tahapan sebagai berikut :
1) Menentukan atau memutuskan model bentuk dan ukuran
alat penjernih air yang akan dibuat.
2) Membuat sketsa gambar benda yang akan dibuat dan gambar teknik yang dilengkapi dengan
ukuran.
3) Menentukan dan menyiapkan alat tangan (hand tools) yang akan digunakan dan bahan alam
apa saja yang diperlukan sebagai penyaring serta sebagai wadah air, saluran penghubung
pipa, selang atau bambu maupun keran yang dibutuhkan.
4) Menentukan langkah membuat alat penjernih air, yaitu menentukan bagian mana yang akan
dibuat terlebih dahulu.
5) Membuat dan merakit alat penjernih air sesuai rencana.
6) Menguji merupakan bagian penting dalam pembuatan alat penjernih air dan dilanjutkan
dengan menyempurnakan.
Hal pertama yang harus dipikirkan saat akan membuat alat
penjernihan air sebagai berikut :
a. Alat penjernih air
yang akan dibuat harus dapat menjawab permasalahan yang dihadapi, apakah
menyaring lumpur atau menyaring kuman, menyaring zat besi, atau ketiga-tiganya.
b. Untuk ditempatkan di manakah alat penjernih air yang akan dibuat: apakah digunakan di sekolah, rumah, atau untuk satu kelompok masyarakat.
c. Bahan penyaring apakah yang dapat melakukan penyaringan fisika/ mekanis yang harus disiapkan?
d. Pada alat penjernih air apakah bahan penyaringan mudah dibersihkan.
Tahap kedua
yaitu membuat gambar dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Membuat desain/sketsa alat penjernih air yang akan dibuat, disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Membuat gambar teknik lengkap dengan ukurannya.
c. Menentukan langkah kerja.
d. Menuliskan alat yang akan digunakan.
Tahap ketiga
adalah mulai membuat alat penjernih air adalah sebagai berikut :
a. Membuat pipa penyaringan.
b. Membuat penampung air kotor.
c. Membuat penyaring air yang berisi lapisan-lapisan bahan penyaring dengan urutan yang tepat. Bahan-bahan yang biasanya digunakan adalah batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, biji kelor, dan lain-lain.
d. Menyiapkan penampungan air bersih, untuk hal itu tidak terlalu sulit untuk disiapkan yang penting tidak bocor dan ukurannya memadai
a. Perencanaan
1) Ide/gagasan
Satu buah penjernih air dari bahan alami.
2) Identifikasi kebutuhan
Pembuatan
penjernih air berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitarmu, dan dibuat
secara efisien sehingga tidak memakan tempat penggunaan.
b. Bahan dan alat
1) Bahan
Penjernih air menggunakan potongan bata, ijuk, arang tempurung kelapa, pasir, dan kerikil.
Drum plastik/bak kapasitas 100 liter sebanyak 2 buah
· Pipa PVC, diameter 0,5 inch
· Keran air
· Lem pipa
· Selotip
·
Ember dan kawat
2) Alat
Gergaji kayu atau
besi
b. Proses Pembuatan
1) Membuat pipa penyaringan
·
Siapkan pipa PVC berdiameter 0.5
inci dengan panjang 35 cm, lubangi sekeliling pipa secara teratur dengan jarak
20 cm.
·
Bagian dari pipa yang
dilubangi dan dibalut
dengan ijuk, kemudian ijuk diikat dengan kawat. Ujung pipa
dimasukkan ke soket ulir.
· Setelah itu, bagian dari pipa yang
dilubangi dibalut dengan ijuk, kemudian ijuk diikat dengan kawat. Ujung pipa
dimasukkan ke soket ulir
·
Lubangi drum/bak pengendapan dan
penyaringan dengan jarak 10 cm dari
dasar drum.
· Pada
tabung pengendap, buat lubang kedua pada dasar drum dengan tutup sebagai tempat
membuang endapan ke luar.
·
Pasang pipa penyaring yang
menggunakan ijuk pada kedua tabung seperti terlihat pada gambar berikut :
2) Membuat drum/bak
pengendap dan penyaring
·
Sediakan tabung atau drum yang kosong
·
Isi drum penyaring berturut-turut
dengan kerikil 20 cm, ijuk 5 cm, pasir 20 cm, arang tempurung kelapa 10 cm,
ijuk 10 cm, dan potongan bata 10 cm.
·
Letakkan drum endapan dan
penyaringan secara bertingkat atau berurutan. Tutup keran dan masukkan air
dengan aliran alami atau dipompa
·
Tunggu kira-kira 30 menit, kemudian
alirkan air dari drum pengendapan ke
dalam drum penyaringan
· Aliran air yang keluar dari drum penyaringan disesuaikan dengan masukan dari drum pengendapan