Rabu, 10 Maret 2021

BUDIDAYA SATWA HARAPAN Prakarya Bab 3 kelas 8 Sem 2

 BAB III 

BUDIDAYA SATWA HARAPAN



            Pada umumnya, ternak atau satwa harapan yang dipelihara mempunyai beberapa Kelebihan, diantaranya siklus hidup pendek, jarang terkena pe nyakit, murah harganya, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan dan pakan yang diberikan.


A. JENIS-JENIS SATWA HARAPAN

1. Cacing


  Cacing tergolong binatang hermaprodit (berkelamin ganda). Seekor cacing tanah (Lumbricus terrestris) dapat berukuran panjang 9 hingga 30 cm bergantung pada banyak ruas badan, umur, dan mutu pakannya. Cacing tidak punya tangan, kaki, ataupun mata.

     Cacing dapat hidup jika tersedia oksigen, air, pakan, dan suhu yang cocok. Jika keempat kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, cacing akan mencari tempat yang cocok.

    Kotoran cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting bagi tanaman. Kotoran cacing ini membantu mengikat partikel tanah menjadi agregat-agregat sehingga struktur tanah  menjadi baik.

    Meskipun tidak punya mata, cacing dapat menangkap sinar, khususnya pada bagian tubuh terdepan (bagian kepala). Mereka bergerak menjauhi sinar dan kulit cacing akan menjadi kering jika terekspos  sinar dalam waktu lama (sekitar satu jam).

2. Jangkrik



       Jangkrik atau cengkerik adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik jantan memiliki suara yang khas.

    Di Indonesia, tercatat lebih kurang ada 123 jenis jangkrik. Jenis Gryllus testaclus dan Gryllus mitratus banyak dibudi dayakan untuk pakan  burung dan ikan.

    Di habitat aslinya, jangkrik hidup aktif di malam hari: kegiatan makan, mengerik, dan kawin dilakukan malam   hari. Oleh karena itu, lingkungan budi daya jangkrik dibuat gelap agar jangkrik terus melakukan aktivitas.

       Jangkrik adalah pemakan tumbuhan, seperti krokot, dan tanaman pertanian seperti tanaman sayuran dan palawija. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda seperti daun dan pucuk tanaman.

      Sebagai gambaran, umur jantan dewasa jenis Gryllus mitratus hanya 78 hari, sedangkan umur betina dewasa dapat mencapai 105 hari. Ukuran tubuh jangkrik betina lebih panjang dibandingkan ukuran tubuh jantan.

3. Lebah Madu



    Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni. Di dalam sebuah sarang koloni terdiri atas tiga anggota masyarakat lebah, yaitu seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja.

    Spesies yang paling penting untuk diternak atau dipanen hasil madunya adalah lebah madu Apis mellifera dari Eropa, Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, Apis dorsata dan Apis indica dari Asia. Selain madu, lebah juga menghasilkan lilin.

       Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat. Lebah pekerja berpantat runcing dan bersengat. Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya bertelur.

           Di habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang bagian atas untuk menyimpan madu, dan bagian bawah untuk mengerami telur. Secara tradisional, lebah madu banyak dipelihara masyarakat desa di sekitar hutan dengan menggunakan gelodok dari batang kelapa atau randu.

4. Ulat Sutra


        Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga yang berukuran besar dan banyak ditemukan di hutan- hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Selatan China, melintasi Kepulauan Malaysia, Thailand dan Indonesia.
        Attacus atlas termasuk hewan polivoltin, artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun dan termasuk serangga polifagus
yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang bisa dimakan oleh larva. Attacus atlas merupakan hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.



B. SARANA DAN PERALATAN BUDI DAYA SATWA HARAPAN



1. Sarana Produksi Budi daya Satwa Harapan
    Sarana dan teknik budi daya yang memadai perlu diperhatikan sebelum melaksanakan proses budi daya.
a. Bahan
1) Bibit
    Bibit yang baik diperoleh dari induk yang unggul. Bibit satwa harapan bergantung pada jenis ternak yang akan di- budi dayakan.
Secara umum, bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, dan tidak cacat (untuk jangkrik; sungut atau kaki patah dan umurnya sekitar 10-20 hari).

2) Pakan
    Pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak berupa campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Setiap pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap dengan komposisi yang seimbang agar pemberian pakan ini dapat efisien sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut. Nutrisi yang harus terkandung dalam pakan diantaranya energi, protein, mineral, vitamin, dan air.
Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan buatan. Contoh pakan alami ialah tanaman, limbah organik rumah tangga, dan limbah organik dari lingkungan sekitar. Pakan buatan dibuat dari berbagai campuran macam bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan  gizi, sifat dan jenis ternak yang mengonsumsi pakan tersebut.

3) Obat-Obatan
    Kegiatan budi daya kadang mengalami kendala. Salah satu kendala penting adalah serangan hama dan penyakit yang menggangu proses pertumbuhan. Obat-obatan dapat diberikan untuk pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit.

4) Air
    Air mempunyai peranan penting dalam budi daya ternak. Air harus mempunyai persyaratan tertentu agar ternak dapat tumbuh dengan baik. Air juga dapat digunakan untuk menjaga kelembapan udara sekitar kandang atau media hidup satwa harapan.

5) Kandang
    Kandang ternak adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melindungi ternak dari pengaruh cuaca buruk, seperti hujan, panas matahari, angin kencang, dan gangguan lainnya.
Adapun Syarat minimal kandang ternak yang harus dipenuhi sebagai berikut :
a) Ternak dapat bergerak dengan nyaman di dalamnya.
b) Kandang dapat menunjang produktivitas.
c) Kandang memiliki sirkulasi udara yang lancar.
d) Kandang mudah dibersihkan.
e) Kandang dapat melindungi ternak dari terik matahari, hujan dan kondisi lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan ternak.
 f) Kandang dapat mempermudah pekerja dalam mengelola ternak.
g) Kandang memiliki saluran pembuangan   limbah yang layak dan tidak menggangu lingkungan.

b. Alat
    Alat yang dibutuhkan dalam budidaya satwa harapan adalah sebagai berikut :
1) Tempat minum
2) Tempat makan
3) Timbangan
4) Sprayer
5) Pembersih kotoran

2. Teknik Budi daya Satwa Harapan
    Teknik yang perlu diperhatikan dalam budi daya satwa harapan adalah pemeliharaan kandang, pemilihan bibit, pola pemberian pakan, dan pencegahan hama penyakit.
a. Pemeliharaan Kandang
Hal ini penting untuk menghindari tumbuhnya jamur atau bakteri penyakit yang tidak diinginkan. Tempat pakan dan minum yang terdapat dalam kandang juga harus rutin dibersihkan.

b. Pemilihan Bibit
    Bibit ternak adalah ternak yang mempunyai sifat   unggul dan   mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan.
Calon bibit yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi dapat dilakukan dengan memperhatikan catatan kemampuan produksi setiap individu. Penampilan fisik ternak yang sehat, lincah, bentuk tubuh yang bagus, seimbang, dan tidak cacat, adalah ciri-ciri calon bibit yang baik.

c. Pemberian Pakan
    Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda, sesuai dengan jenis ternak, umur, dan produktivitas ternak. Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian pakan.
Pakan untuk jangkrik harus memiliki konsentrat dan sayuran. Pakan tambahan (konsentrat) bisa diberikan dalam bentuk pelet atau bekatul yang dicampur dengan sayuran.

d. Pencegahan Hama dan Penyakit
    Secara garis besar ada dua jenis hama yang sering ditemui yaitu (1) hama yang berperan sebagai kompetitor dalam pakan seperti semut, kutu tanah, dan rayap, dan (2) hama yang berperan sebagai predator seperti tikus, kadal, tokek, ayam, dan bebek.
Untuk mengantisipasi hama tersebut, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan.
1) Jagalah kebersihan lingkungan.
2) Antisipasi semut dengan kapur semut.
3) Antisipasi kadal/tikus dengan menutup kandang dengan baik.
4) Antisipasi kutu tanah dengan fermentasi media cacing.



C. TAHAPAN BUDI DAYA SATWA HARAPAN

        Jangkrik merupakan satwa harapan yang mudah ditemui di semua daerah. Kebutuhan masyarakat akan jangkrik akhir-akhir ini makin meningkat seiring dengan makin berkembangnya hobi masyarakat dalam memelihara burung.

Budi daya Jangkrik
1. Perencanaan
a. Menentukan jenis satwa harapan yang akan dibudi dayakan.
b. Menentukan kandang yang akan digunakan untuk budi daya satwa harapan.
c. Menentukan jadwal kegiatan budi daya.
d. Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan.
e. Menentukan tugas individu.

2. Menyiapkan Sarana Produksi
a. Bahan
1) Induk jangkrik
2) Pakan hijauan dan konsentrat
3) Obat-obatan
4) Vitamin atau probiotik
b. Alat
1) Timbangan
2) Tempat makan dan minum
3) Pembersih kotoran

3. Proses Budi daya Satwa Harapan
    Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu :
a. penyusunan jadwal kegiatan
b. menentukan struktur organisasi
c. menentukan spesifikasi pekerjaan
d. menetapkan fasilitas fisik
e. merencanakan metode pendekatan pasar
f. menyiapkan anggaran
g. mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

4. Tahapan Budi daya Satwa Harapan
a. Sarana dan Prasarana
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kan- dang jangkrik.
1) Lokasi kandang di tempat yang teduh dan gelap. Kandang jangkrik jangan terkena sinar matahari.

2) uasana kandang dibuat mendekati habitat aslinya. Dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun- daun kering seperti daun pisang, daun sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian di samping untuk menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik.
3) Dinding atas kandang bagian dalam dilapisi lakban agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang.
4) Sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang.
5) Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah populasi jangkrik tiap kandang.
6) Ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm panjangnya 120-200 cm.
7) Keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaselin

(gemuk) yang dilumurkan ke tiap kaki penyangga untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya.

b. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit dipilih yang sehat (tidak sakit), tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan berumur sekitar 10-20 hari.
Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik.
Ciri-ciri indukan dan induk jantan yang baik sebagai berikut :
a) Indukan
sungutnya masih panjang dan lengkap
kedua kaki belakangnya masih lengkap
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap
berbadan besar
mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apalagi dipegang
b) Induk Jantan
selalu mengeluarkan suara mengerik
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang; dan tidak mempunyai ovipositor di ekor
c) Induk Betina
tidak mengerik
permukaan punggung atau sayap halus
ada ovipositor di bawah ekor untuk mengeluarkan telur

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar- benar diperhatikan dan dikontrol makanannya. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhannya sangat pesat.
Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan. Makanan tersebut diberikan bergantian setiap hari.
Selain itu, perlu juga dikontrol kelembapan udara dan binatang pengganggu. Seperti semut, tikus, cecak, kecoa, dan laba-laba.
3) Sistem Pembiakan
    Sampai saat ini, pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina.

4) Reproduksi dan Perkawinan
    Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90% apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Pakan yang disukai jangkrik antara lain bekatul jagung, ketan hitam, tepung ikan, dan kuning telur.
Dalam kandang khusus peneluran perlu disiapkan media pasir yang dimasukkan di piring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur berdaya tetas tinggi. Apabila

    jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya.

5) Proses Kelahiran
    Sebelum penetasan telur, terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut.
emudian masukkan 1-2 sendok teh telur (satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur). Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh.
Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.


D. PEMELIHARAAN

1. Sanitasi
    Sanitasi merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, sebelum jangkrik dimasukkan ke dalam kandang, sebaiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Guna mencegah gangguan hama, setiap kaki kandang dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi air.

2. Pengontrolan Penyakit
    Jangkrik untuk pembesaran dipilih yang sehat dan dipisah- kan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar tidak berjamur karena dapat menjadi sumber penyakit.

3. Perawatan Ternak
    Pembuatan kandang semirip mungkin dengan habitat aslinya, yaitu lembap dan gelap, serta gizi yang cukup agar kebutuhan terpenuhi.

4. Pemberian Pakan
    Anakan umur 1-10 hari diberi kacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah fase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran.
Jangkrik yang sedang dijodohkan, dapat diberi pakan sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong ataupun ketimun karena kandungan airnya tinggi. Pakan diberikan secara ad libitum agar jangkrik tidak menjadi kanibal akibat kurang pakan.

5. Pemeliharaan Kandang
    Kandang dijaga agar tetap lembab, tetapi tidak basah. Kandang yang basah dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Air dalam kaleng yang terdapat di kaki kandang diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan.
6. Lokasi
    Lokasi budi daya jangkrik harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik. Selain itu, lokasi kandang sebaiknya jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar dan jalan raya, serta tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

7. Hama dan Penyakit
    Jangkrik jarang terkena penyakit. Penyakit biasanya timbul karena jamur yang menempel di daun. Hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cecak, katak, dan ular.

8. Pemberian Vaksin dan Obat
    Untuk saat ini, hama dan penyakit dapat diatasi secara   preventif. Penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi, pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

9. Panen
    Peternak jangkrik dapat memperoleh dua hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu telur dan jangkrik dewasa.
Telur dan jangkrik dewasa dapat dijual kepada peternak lainnya.
Jangkrik dewasa digunakan untuk pakan burung dan ikan serta untuk bahan pembuatan tepung jangkrik.
    Setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur. Jangkrik dewasa berumur 40-55 hari atau 55-70 hari (tubuhnya baru mulai tumbuh sayap), ditangkap menggunakan tangan dan dimasukkan ke tempat penampungan untuk dijual.



        Guru Bidang Studi

     Marjan Soni, S.Pd, M.a



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA SATWA HARAPAN Prakarya Bab 3 kelas 8 Sem 2

 BAB III  BUDIDAYA SATWA HARAPAN                Pada umumnya, ternak atau satwa harapan yang dipelihara mempunyai beberapa Kelebihan, dianta...