BAB III
BUDIDAYA IKAN HIAS
Ikan hias adalah jenis yang memiliki bentuk tubuh yang unik dengan aneka warna, yang umumnya dijual sebagai ornament (hiasan) dalam akuarium. Contoh ikan hias yang dibudi dayakan antara lain: koi, neon tetra, koki, cupang, dan guppy, yellow tangs, blue tags, clownfi sh dan sebagainya
A. KOMODITAS IKAN HIAS
Indonesia memiliki banyak jenis ikan hias air tawar. Menurut catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat ini terdapat lebih kurang dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global.
Ikan hias air tawar mempunyai beberapa kelebihan, terutama dari kemudahan budi dayanya. Beberapa jenis ikan hias air tawar asal Indonesia yang menjadi primadona pasar, diantaranya arwana dan cupang. Indonesia juga berhasil mendomestikasi ikan impor seperti koki, koi, discus dan guppy.
Berikut ini beberapa jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomi tinggi yang paling banyak dicari dan berpotensi untuk dibudi dayakan.
1. Koi (Cyprinus Carpio L)
Koi merupakan ikan hias air tawar untuk dipelihara di kolam bukan akuarium dan pertama kali dikembangkan di Jepang. Daya tarik ikan koi adalah memiliki warna- warni yang menarik dan indah. Ikan koi juga memerlukan ruang gerak yang luas serta mudah dikembangbiakan.
2. Cupang (Betta sp.)
Ikan Cupang merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Habitat asli ikan ini adalah rawa-rawa di daerah tropis. Budi daya cupang relatif mudah karena tidak memerlukan tempat yang luas dalam proses pemijahannya. Ikan ini berkembang biak dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman,daun-daun dan serabut rapia.
Berdasarkan bentuk siripnya, cupang dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Halfmoon (setengah bulan)
Cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudi daya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada Tahun 1982.
b. Crowntail (ekor mahkota) atau serit
Cupang jenis ini mempunyai sirip dan ekor yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.
c. Plakat Halfmoon
Bentuk badannya hampir mirip dengan cupang laga tapi jenis plakat halfmoon mempunyai ekor dan sirip yang lebih indah
3. Arwana (Scleropages sp.)
Arwana merupakan salah satu jenis ikan endemik, di Indonesia banyak ditemukan di perairan air tawar Kalimantan dan Papua. Dahulu, ikan arwana didapat dari perburuan di alam bebas, namun saat ini sudah bisa dibudi dayakan di kolam-kolam.
Arwana merupakan salah satu ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi. Harga per ekornya untuk ukuran kecil bisa mencapai jutaan rupiah dari jenis-jenis tertentu. Sentra produksi ikan arwana terdapat di Kalimantan dan Sumatera.
4. Ikan Mas Koki (Carrasius Auratus)
Mas koki masih satu keluarga dengan ikan mas. Mas koki pertama kali dikenal sebagai ikan hias di Cina, namun yang mempopulerkan ikan koki ke seluruh dunia adalah bangsa Jepang.
Mas koki sudah lama dibudi dayakan secara luas di Indonesia. Sentra produksi koki terbesar ada di Tulung Agung, Jawa Timur. Tulung Agung memproduksi lebih dari 55 juta ekor ikan mas koki setiap tahun, sebagian besar ditujukan untuk
pasar domestik dan sebagian kecil untuk ekspor. Meskipun harga per ekornya relatif murah, ikan ini mudah dibudi dayakan secara massal.
5. Guppy (Poecilia Reticulate )
Guppy berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Guppy sangat mudah beradaptasi sehingga cepat meluas penyebarannya serta mudah dibudi dayakan. Saat ini, guppy dapat ditemukan di berbagai perairan air tawar di Indonesia. Ikan guppy bereproduksi secara internal dan melahirkan anak yang langsung berenang dengan baik.
6. Louhan (Kelompok Chiclid)
Louhan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Flowerhorn cichlid tidak ditemukan di alam bebas. Ikan hias air tawar ini merupakan hasil persilangan dari berbagai jenis ikan Cichlid. Louhan pertama kali dikembangkan di Malaysia, banyak orang menyukai jenis ikan ini karena warna sisik dan benjolan dikepalanya.
7. Discus (Symphysodon Discus)
Discus berasal dari perairan Amazon, disebut discus karena bentuknya seperti piringan (disk) dengan warna-warni yang atraktif. Sifat ikan ini sangat tenang dan gerakannya lambat sehingga disebut raja akuarium. Ukuran yang paling besar bisa mencapai diameter 15 cm.
Discus cocok dikembangbiakan di wiliyah iklim tropis
dengan suhu air 25-30oC, pH 6-6,5 dan kesadahan 3-5 dH. Untuk pemeliharaan dalam akuarium perlu ketelatenan karena mudah stress jika kualitas air akuarium berubah.
Dari sisi keragaman, terdapat lebih dari 300 jenis ikan hias air tawar maupun laut yang menjadi kamulan ekspor. Ikan hias yang layak ekspor biasanya diseleksi berdasarkan enam kriteria, yakni ukuran, jenis ikan, keseragaman, keunikan bentuk dan warna, bebas penyakit dan daya adaptasi terhadap lingkungan.
Jenis-jenis ikan hias laut yang di ekspor warna-warna yang mencolok, antara lain:
a. Blue Tangs
Blue Tang atau di Indonesia biasa disebut dengan nama Lettersix atau Dori adalah ikan yang indah untuk akuarium air laut. Lettersix membutuhkan banyak ruang untuk berenang. Lettersix adalah ikan karang yang mendiami kedalaman hingga 40 meter. Ikan ini lebih menyukai arus deras pada daerah terumbu ke arah laut. Spesies ini harus pelihara dalam akuarium, dengan diberi cukup banyak batu karang dan volume air yang banyak.
b. Yellow Tangs
Yellow Tangs adalah jenis ikan herbivora yang berasal dari Hawaii, Amerika Serikat. Yellow Tangs populer di pelihara di akuarium. Yellow tangs merupakan ikan yang cukup tangguh dan tidak mudah terjangkit penyakit white spot. Ikan yang terbilang berukuran kecil ini memerlukan ruang gerak yang luas karena dapat berenang puluhan kilo meter setiap harinya untuk mencari makan.
c. Clownfi sh / Badut
Ikan badut atau clownfish merupakan salah satu jenis ikan hias yang banyak dicari. Ikan ini hidup pada daerah perairan tropis dangkal dan bersimbiosis dengan anemon sebagai habitatnya. Ikan badut tergolong jenis ikan omnivore, memakan larva crustacea, parasit pada anemon dan alga, dikena agresif dalam menjaga teritorinya.
d. Butterfly Fish
Butterfly fish atau ikan kupu-kupu adalah kelompok ikan laut tropis dengan warna yang mencolok, kebanyakan ditemukan di daerah terumbu karang perairan Atlantik, Hindia dan Samudra Pasifik, terdapat sekitar 120 spesies yang tersebar 10 negara. Butterfly fish sebagian besar berukuran berkisar antara 12 cm sampai 22 cm.
Ikan ini memiliki pola warna yang sama terlihat pada sayap kupu-kupu, bentuk tubuh lateral sempit dan mudah terlihat saat berada di habitat terumbu karang. Butterfly fish memiliki sirip menyambung dengan sirip ekor yang membulat.
B. SARANA DAN PERALATAN BUDI DAYA (PEMBESARAN) IKAN HIAS
Sarana produksi perlu dan penting diperhatikan pada kegiatan budi daya ikan hias. Dibutuhkan sarana produksi dan teknik yang tepat agar produksi lebih optimal, yakni :
1. Bahan
a. Benih
Benih adalah anakan ikan dari mulai menetas sampai ukuran tertentu ikan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha budi daya berikutnya.
Benih yang digunakan berumur 7 hari, dipilih benih yang
sehat, yang memiliki kemampuan berenang dengan gesit dan lincah.
b. Air
Air sebagai media budi daya harus mempunyai persyaratan tertentu agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Pengelolaan kualitas air merupakan cara pengendalian kondisi lingkungan air di dalam kolam budi daya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup ikan.
Air yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk pertumbuhan/budi daya hewan dan tumbuhan tingkat rendah (plankton) sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut bisa digunakan untuk budi daya ikan.
c. Pakan
1) Pakan Alami
Pakan alami adalah organisme yang berasal dari alam. Pakan alami yang digunakan untuk pakan ikan hias dan benih yaitu plankton, yakni organisme yang hidup melayang-layang dalam perairan. Plankton yang bersifat nabati disebut fitoplankton dan plankton yang bersifat hewani disebut zooplankton.
Contoh fitoplankton yang sudah dibudi dayakan adalah Euglena, Tetraselmis dan sebagainya sedangkan contoh zooplankton berupa moina, rotifera, dan dapnia.
2) Pakan Buatan
Pakan buatan berbentuk pellet, pasta maupun lembaran yang dibentuk berdasarkan kebutuhannya, ada yang berbentuk crumble, glanura, lembaran/flake.
d. Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang sering digunakan yaitu methilen blue (mencegah jamur), kalium permanganat (mencegah jamur), Malasit green (mencegah parasit golongan protozoa).
2. Alat
Alat-alat yang sering digunakan pada budi daya ikan hias :
3. Wadah Budi Daya Ikan Hias
Wadah budi daya merupakan tempat untuk memelihara ikan. Wadah budi daya ikan hias dapat dibuat dimana saja, faktor yang harus diperhatikan adalah menentukan pemilihan wadah budi daya yang tepat.
1) Kolam
Kolam yang sering digunakan adalah kolam tembok dan kolam terpal yang memiliki saluran inlet (air masuk) dan
saluran outlate (air keluar). Jenis ikan hias yang sering dipelihara di kolam biasanya ikan hias yang berukuran besar seperti : koi, arwana dan aligator.
2) Bak
Bak yang umumnya digunakan dalam budi daya ikan hias terbuat dari fiber. Wadah bak digunakan untuk pemeliharaan ikan pada lahan yang sempit dan praktis. Ikan hias yang dipelihara pada bak fiber adalah ikan hias yang berukuran besar atau berukuran kecil tetapi dalam jumlah banyak.
3) Akuarium
Akuarium adalah salah satu wadah budi daya yang digunakan
untuk pemeliharaan sekaligus ajang refresing para hobbies karena mampu menjadi penghibur dari kejenuhan.
Pada umumnya pemeliharaan ikan hias menggunakan wadah akuarium, dengan wadah ini, dapat memanipulasi lingkungan sesuai dengan habitat aslinya.
Penggunaan akuarium harus dilengkapi dengan sistem aerasi, yaitu proses pengaliran udara/ oksigen ke dalam akuarium. Terdapat beberapa akuarium yang dilengkapi dengan filter.
C. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA IKAN HIAS
1. Pembuatan Wadah Budi Daya (akuarium) Ikan Hias
Wadah akuarium terbuat dari kaca terlihat sulit tetapi jika dilakukan secara teliti maka mudah dihasilkan. Kaca yang biasa digunakan untuk pembuatan akuarium memiliki ketebalan 3 mm - 16 mm, dengan ukuran yang disesuaikan keinginan konsumen.
Berikut ini diuraikan tahapan pembuatan wadah (akuarium) budi daya ikan hias, salah satunya akuarium contoh yang diaplikasikan di semua daerah.
a. Perencanaan
1) Menentukan jenis wadah budi daya ikan hias.
2) Membuat desain dan kontruksi wadah budi daya ikan hias.
3) Menyusun kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan ukuran akuarium yang akan dibuat
4) Menyusun jadwal pembuatan wadah budi daya.
5) Menetukan tugas tiap individu.
b. Persiapan bahan dan alat
1) Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut :
2) Alat
Alat yang digunakan :
c. Proses pembuatan akuarium
Setelah menentukan bentuk dan ukuran kaca yang akan dipergunakan, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut: :
1) Memotong kaca
a. Letakkan lembaran kaca pada meja kerja, meja kerja harus dalam keadaan datar yang bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya keretakan kaca yang akan dipergunakan saat proses membuat akuarium
b. Ukuran kaca yang akan dipotong ini disesuaikan dengan bentuk akuarium yang akan dibuat. Dalam membuat potongan potongan
kaca, lembaran kaca dibuat polanya terlebih dahulu dengan menggunakan spidol dan penggaris besi. Pola yang sudah dibentuk dapat langsung dipotong.
c. Untuk memotong kaca gunakan alat pemotong kaca yang banyak dijual di toko besi.
d. Setelah kaca terpotong, bagian pinggir potongan kaca harus dihaluskan dengan gerinda atau batu asahan karborondum.
2) Merakit akuarium
a. Pemberian lem pada pinggiran kaca yang akan disatukan. Pemberian lem harus merata dengan ketebalan yang sama. Tempelkan kaca yang sudah diberi lem. Menempelkan kaca-kaca sehingga membentuk akuarium.
b. Perkuat dengan lakban setelah seluruh kaca terkait keringkan selama 24 jam.
3) Uji coba akuarium
Langkah terakhir dalam pembuatan akuarium adalah melakukan uji coba, yaitu dilakukan dengan mengisi air ke dalam akuarium selama 24 jam untuk mengetahui bagian-bagian yang bocor.
Setelah itu, bersihkan lem yang masih melekat dengan cutter atau menggunakan bensin. Sebelum digunakan akuarium diisi dengan air dan dibiarkan sampai 3 hari
atau sampai bau lemnya hilang disamping mengamati kemungkinan bagian- bagian yang bocor.
2. Persiapan Wadah Budi daya
Persiapan wadah budi daya pada kolam meliputi pencucian wadah budi daya, pengeringan wadah budi daya dan pengisian air.
a. Pencucian wadah
Wadah yang akan kita gunakan haruslah dicuci bersih dengan tujuan untuk menghilangkan dari jamur dan kotoran yang menempel pada wadah budi daya.
Pencucian kolam tembok atau bak sebaiknya dengan cara menyikat, lebih baik
tanpa menggunakan sabun ataupun detergen kalau pun dipakai maka harus dalam jumlah yang sedikit dan dibilas dengan tuntas tanpa meninggalkan residu.
b. Pengeringan Wadah
Proses pengeringan dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari.
c. Pengisian Air
Proses pengisian air dilakukan 2-3 hari sebelum penebaran ikan, ini bertujuan agar dalam wadah budi daya sudah tumbuh plankton yang bisa digunakan sebagai pakan alami.
d. Instalasi Aerasi
Selain wadah yang baik, kita juga harus memperhatikan instalasi aerasi. Agar aerasi tidak terlalu kencang maka di ujung selang aerasi biasanya menggunakan batu aerasi. Aerasi bisa diatur dengan menggunakan kran aerasi.
Instalasi Aerasi bertujuan untuk menyaring sisa-sisa pakan dan hasil metabolisme ikan agar air tetap jernih.
D. PEMELIHARAAN IKAN HIAS
Pilihan ikan cupang merupakan contoh. Ikan cupang merupakan ikan hias yang mudah dibudi dayakan di kolam, bak terpal/ plastik ataupun menggunakan akuarium.
1. Perencanaan
a. Menentukan jenis ikan hias yang akan dibudi dayakan
b. Menentukan dan persiapan wadah yang akan digunakan untuk budi daya ikan hias
c. Menentukan jadwal kegiatan budi daya
d. Menyiapkan kebutuhan sarana alat dan bahan
e. Menentukan tugas individu
2. Menyiapkan Sarana Produksi
Sarana produksi (bahan) yang digunakan dalam produksi seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
a. Bahan :
b. Alat :
1) Wadah budi daya (Akuarium, bak terpal / ber, toples atau baskom)
2) Instalansi aerasi
3) Seser/saringan
3. Proses Budi daya Pembesaran Ikan Hias
a. Pemberian Pakan
Benih ikan hias diberi pakan artemia bahkan cacing sutra/tubifex yang diberikan selama 3 kali sehari, dengan jumlah pakan 3-5 % dari berat total ikan.
Pakan untuk benih yang berukuran kecil yaitu tubifek yang dicincang, kutu air ataupun jentik nyamuk, dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali setiap hari.
Pakan alami dijadikan pilihan karena pakan alami memiliki keunggulan sebagai berikut :
1) Memiliki kandungan protein tinggi.
2) Pakan alami diberikan pada ikan dalam kondisi hidup, pakan alami yang bergerak membuat perhatian ikan untuk memakannya.
3) Pakan alami sesuai dengan bukaan mulut ikan, sehingga ikan tidak kesulitan saat memakannya.
b. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan ikan hias air tawar dalam wadah budi daya akuarium, dengan cara penyiponan/penyadotan minimalnya 2 kali setiap hari, pemberian pakan ikan, dan pengecekan kualitas.
Penggantian air minimal 2 minggu sekali atau ketika air sudah mulai keruh. Untuk mengurangi tumbuhnya penyakit, harus dilakukan pengukuran kualitas air mencakup suhu, tingkat keasaman dan oksigen terlarut.
c. Pengendalian hama penyakit
Penyakit yang biasa muncul pada proses pemeliharaan ikan hias adalah sebagai berikut :
1) Penyakit bintik putih
Jasad penyebab penyakit bintik putih adalah Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit ini sering disebut dengan nama ”Ich” atau ”white spot”.
Gejala klinis yang ditunjukkannya adalah adanya bintik putih baik pada kulit, sirip, mata dan insang, yang sering terjadi pada ikan ukuran kecil (benih). Kasus infeksinya lebih sering pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi, dengan suhu air rendah (< 25°C).
Penanggulangan parasit dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas perairan dalam keadaan yang optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahankan suhu air.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan campuram formalin 25 ml/m3 air dan malachite green oxalat 0.15 g/m3 air selama 24 jam.
2) Penyakit Trichodiniasis
Penyakit ini disebabkan oleh Trichodina sp. Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama apabila berada dalam keadaan stres yang disebabkan antara lain oleh kepadatan tinggi, penanganan yang kurang sempurna, pemberian pakan yang kurang tepat (mutu maupun jumlahnya), terutama pada keadaan temperatur rendah.
Penanggulangan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budi daya yang sempurna.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam, atau Acrifl avin dengan dosis 3 mg/l air selama
15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung.
3) Penyakit Tetrahymena
Penyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymena pyriformis dapat menginfeksi kulit dan sirip.
Gejala klinisnya adalah ikan yang terinfeksi mengosok- gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, serta mengibas-ngibaskan siripnya.
Pengobatan dapat menggunakan Acrifl avin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15–30 menit.
4) Penyakit cacing
Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp
Gejala klinisnya adalah frekuensi pernafasan/gerakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lama-lama ikan menjadi kurus.
Penanggulangan parasit ini dapat dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman dalam wadah penampung.
d. Pemanenan
Benih ikan hias akan terbentuk warna pada saat usia sekitar 2 bulan. Setelah memiliki warna ikan hias sudah dapat dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total atau pun parsial/sebagian.
Panen total adalah panen yang dilakukan dengan cara menjual keseluruhan hasil budi daya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial/sebagian berdasarkan ukuran, umur dan kelamin.
Pada panen parsial dilakukan sortir, dengan cara dipilih sedikit demi sedikit dengan menggunakan
sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi dengan sore, karena suhu lingkungan lebih rendah dan stabil.
Kegiatan panen diakhiri dengan pengepakkan yang dilakukan secara terbuka ataupun.
Pengepakan terbuka adalah pengemasan yang biasa dilakukan pada pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan di pasarkan dimasukkan ke wadah terbuka, misalnya pada drum plastik, sedangkan wadah tertutup adalah pengemasan yang dilakukan dengan memasukkan ikan kedalam kantong yang berisi air (sepertiga bagian) diikuti pemberian gas oksigen dan diikat ujungnya menggunakan karet gelang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar