Rabu, 10 Maret 2021

BUDIDAYA SATWA HARAPAN Prakarya Bab 3 kelas 8 Sem 2

 BAB III 

BUDIDAYA SATWA HARAPAN



            Pada umumnya, ternak atau satwa harapan yang dipelihara mempunyai beberapa Kelebihan, diantaranya siklus hidup pendek, jarang terkena pe nyakit, murah harganya, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan dan pakan yang diberikan.


A. JENIS-JENIS SATWA HARAPAN

1. Cacing


  Cacing tergolong binatang hermaprodit (berkelamin ganda). Seekor cacing tanah (Lumbricus terrestris) dapat berukuran panjang 9 hingga 30 cm bergantung pada banyak ruas badan, umur, dan mutu pakannya. Cacing tidak punya tangan, kaki, ataupun mata.

     Cacing dapat hidup jika tersedia oksigen, air, pakan, dan suhu yang cocok. Jika keempat kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, cacing akan mencari tempat yang cocok.

    Kotoran cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting bagi tanaman. Kotoran cacing ini membantu mengikat partikel tanah menjadi agregat-agregat sehingga struktur tanah  menjadi baik.

    Meskipun tidak punya mata, cacing dapat menangkap sinar, khususnya pada bagian tubuh terdepan (bagian kepala). Mereka bergerak menjauhi sinar dan kulit cacing akan menjadi kering jika terekspos  sinar dalam waktu lama (sekitar satu jam).

2. Jangkrik



       Jangkrik atau cengkerik adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik jantan memiliki suara yang khas.

    Di Indonesia, tercatat lebih kurang ada 123 jenis jangkrik. Jenis Gryllus testaclus dan Gryllus mitratus banyak dibudi dayakan untuk pakan  burung dan ikan.

    Di habitat aslinya, jangkrik hidup aktif di malam hari: kegiatan makan, mengerik, dan kawin dilakukan malam   hari. Oleh karena itu, lingkungan budi daya jangkrik dibuat gelap agar jangkrik terus melakukan aktivitas.

       Jangkrik adalah pemakan tumbuhan, seperti krokot, dan tanaman pertanian seperti tanaman sayuran dan palawija. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda seperti daun dan pucuk tanaman.

      Sebagai gambaran, umur jantan dewasa jenis Gryllus mitratus hanya 78 hari, sedangkan umur betina dewasa dapat mencapai 105 hari. Ukuran tubuh jangkrik betina lebih panjang dibandingkan ukuran tubuh jantan.

3. Lebah Madu



    Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni. Di dalam sebuah sarang koloni terdiri atas tiga anggota masyarakat lebah, yaitu seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja.

    Spesies yang paling penting untuk diternak atau dipanen hasil madunya adalah lebah madu Apis mellifera dari Eropa, Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, Apis dorsata dan Apis indica dari Asia. Selain madu, lebah juga menghasilkan lilin.

       Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat. Lebah pekerja berpantat runcing dan bersengat. Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya bertelur.

           Di habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang bagian atas untuk menyimpan madu, dan bagian bawah untuk mengerami telur. Secara tradisional, lebah madu banyak dipelihara masyarakat desa di sekitar hutan dengan menggunakan gelodok dari batang kelapa atau randu.

4. Ulat Sutra


        Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga yang berukuran besar dan banyak ditemukan di hutan- hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Selatan China, melintasi Kepulauan Malaysia, Thailand dan Indonesia.
        Attacus atlas termasuk hewan polivoltin, artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun dan termasuk serangga polifagus
yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang bisa dimakan oleh larva. Attacus atlas merupakan hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.



B. SARANA DAN PERALATAN BUDI DAYA SATWA HARAPAN



1. Sarana Produksi Budi daya Satwa Harapan
    Sarana dan teknik budi daya yang memadai perlu diperhatikan sebelum melaksanakan proses budi daya.
a. Bahan
1) Bibit
    Bibit yang baik diperoleh dari induk yang unggul. Bibit satwa harapan bergantung pada jenis ternak yang akan di- budi dayakan.
Secara umum, bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, dan tidak cacat (untuk jangkrik; sungut atau kaki patah dan umurnya sekitar 10-20 hari).

2) Pakan
    Pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak berupa campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Setiap pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap dengan komposisi yang seimbang agar pemberian pakan ini dapat efisien sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut. Nutrisi yang harus terkandung dalam pakan diantaranya energi, protein, mineral, vitamin, dan air.
Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan buatan. Contoh pakan alami ialah tanaman, limbah organik rumah tangga, dan limbah organik dari lingkungan sekitar. Pakan buatan dibuat dari berbagai campuran macam bahan baku hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan  gizi, sifat dan jenis ternak yang mengonsumsi pakan tersebut.

3) Obat-Obatan
    Kegiatan budi daya kadang mengalami kendala. Salah satu kendala penting adalah serangan hama dan penyakit yang menggangu proses pertumbuhan. Obat-obatan dapat diberikan untuk pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit.

4) Air
    Air mempunyai peranan penting dalam budi daya ternak. Air harus mempunyai persyaratan tertentu agar ternak dapat tumbuh dengan baik. Air juga dapat digunakan untuk menjaga kelembapan udara sekitar kandang atau media hidup satwa harapan.

5) Kandang
    Kandang ternak adalah bangunan yang dapat digunakan untuk melindungi ternak dari pengaruh cuaca buruk, seperti hujan, panas matahari, angin kencang, dan gangguan lainnya.
Adapun Syarat minimal kandang ternak yang harus dipenuhi sebagai berikut :
a) Ternak dapat bergerak dengan nyaman di dalamnya.
b) Kandang dapat menunjang produktivitas.
c) Kandang memiliki sirkulasi udara yang lancar.
d) Kandang mudah dibersihkan.
e) Kandang dapat melindungi ternak dari terik matahari, hujan dan kondisi lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan ternak.
 f) Kandang dapat mempermudah pekerja dalam mengelola ternak.
g) Kandang memiliki saluran pembuangan   limbah yang layak dan tidak menggangu lingkungan.

b. Alat
    Alat yang dibutuhkan dalam budidaya satwa harapan adalah sebagai berikut :
1) Tempat minum
2) Tempat makan
3) Timbangan
4) Sprayer
5) Pembersih kotoran

2. Teknik Budi daya Satwa Harapan
    Teknik yang perlu diperhatikan dalam budi daya satwa harapan adalah pemeliharaan kandang, pemilihan bibit, pola pemberian pakan, dan pencegahan hama penyakit.
a. Pemeliharaan Kandang
Hal ini penting untuk menghindari tumbuhnya jamur atau bakteri penyakit yang tidak diinginkan. Tempat pakan dan minum yang terdapat dalam kandang juga harus rutin dibersihkan.

b. Pemilihan Bibit
    Bibit ternak adalah ternak yang mempunyai sifat   unggul dan   mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan.
Calon bibit yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi dapat dilakukan dengan memperhatikan catatan kemampuan produksi setiap individu. Penampilan fisik ternak yang sehat, lincah, bentuk tubuh yang bagus, seimbang, dan tidak cacat, adalah ciri-ciri calon bibit yang baik.

c. Pemberian Pakan
    Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda, sesuai dengan jenis ternak, umur, dan produktivitas ternak. Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian pakan.
Pakan untuk jangkrik harus memiliki konsentrat dan sayuran. Pakan tambahan (konsentrat) bisa diberikan dalam bentuk pelet atau bekatul yang dicampur dengan sayuran.

d. Pencegahan Hama dan Penyakit
    Secara garis besar ada dua jenis hama yang sering ditemui yaitu (1) hama yang berperan sebagai kompetitor dalam pakan seperti semut, kutu tanah, dan rayap, dan (2) hama yang berperan sebagai predator seperti tikus, kadal, tokek, ayam, dan bebek.
Untuk mengantisipasi hama tersebut, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan.
1) Jagalah kebersihan lingkungan.
2) Antisipasi semut dengan kapur semut.
3) Antisipasi kadal/tikus dengan menutup kandang dengan baik.
4) Antisipasi kutu tanah dengan fermentasi media cacing.



C. TAHAPAN BUDI DAYA SATWA HARAPAN

        Jangkrik merupakan satwa harapan yang mudah ditemui di semua daerah. Kebutuhan masyarakat akan jangkrik akhir-akhir ini makin meningkat seiring dengan makin berkembangnya hobi masyarakat dalam memelihara burung.

Budi daya Jangkrik
1. Perencanaan
a. Menentukan jenis satwa harapan yang akan dibudi dayakan.
b. Menentukan kandang yang akan digunakan untuk budi daya satwa harapan.
c. Menentukan jadwal kegiatan budi daya.
d. Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan.
e. Menentukan tugas individu.

2. Menyiapkan Sarana Produksi
a. Bahan
1) Induk jangkrik
2) Pakan hijauan dan konsentrat
3) Obat-obatan
4) Vitamin atau probiotik
b. Alat
1) Timbangan
2) Tempat makan dan minum
3) Pembersih kotoran

3. Proses Budi daya Satwa Harapan
    Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu :
a. penyusunan jadwal kegiatan
b. menentukan struktur organisasi
c. menentukan spesifikasi pekerjaan
d. menetapkan fasilitas fisik
e. merencanakan metode pendekatan pasar
f. menyiapkan anggaran
g. mencari sumber dana dan melaksanakan usaha ternak jangkrik.

4. Tahapan Budi daya Satwa Harapan
a. Sarana dan Prasarana
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kan- dang jangkrik.
1) Lokasi kandang di tempat yang teduh dan gelap. Kandang jangkrik jangan terkena sinar matahari.

2) uasana kandang dibuat mendekati habitat aslinya. Dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun- daun kering seperti daun pisang, daun sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian di samping untuk menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik.
3) Dinding atas kandang bagian dalam dilapisi lakban agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang.
4) Sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang.
5) Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah populasi jangkrik tiap kandang.
6) Ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm panjangnya 120-200 cm.
7) Keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaselin

(gemuk) yang dilumurkan ke tiap kaki penyangga untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya.

b. Pembibitan
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit dipilih yang sehat (tidak sakit), tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan berumur sekitar 10-20 hari.
Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik.
Ciri-ciri indukan dan induk jantan yang baik sebagai berikut :
a) Indukan
sungutnya masih panjang dan lengkap
kedua kaki belakangnya masih lengkap
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap
berbadan besar
mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apalagi dipegang
b) Induk Jantan
selalu mengeluarkan suara mengerik
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang; dan tidak mempunyai ovipositor di ekor
c) Induk Betina
tidak mengerik
permukaan punggung atau sayap halus
ada ovipositor di bawah ekor untuk mengeluarkan telur

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar- benar diperhatikan dan dikontrol makanannya. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhannya sangat pesat.
Makanan yang biasa diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan. Makanan tersebut diberikan bergantian setiap hari.
Selain itu, perlu juga dikontrol kelembapan udara dan binatang pengganggu. Seperti semut, tikus, cecak, kecoa, dan laba-laba.
3) Sistem Pembiakan
    Sampai saat ini, pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk betina.

4) Reproduksi dan Perkawinan
    Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90% apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Pakan yang disukai jangkrik antara lain bekatul jagung, ketan hitam, tepung ikan, dan kuning telur.
Dalam kandang khusus peneluran perlu disiapkan media pasir yang dimasukkan di piring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur berdaya tetas tinggi. Apabila

    jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya.

5) Proses Kelahiran
    Sebelum penetasan telur, terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam atau handuk yang lembut.
emudian masukkan 1-2 sendok teh telur (satu sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur). Selama proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh.
Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.


D. PEMELIHARAAN

1. Sanitasi
    Sanitasi merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, sebelum jangkrik dimasukkan ke dalam kandang, sebaiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Guna mencegah gangguan hama, setiap kaki kandang dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi air.

2. Pengontrolan Penyakit
    Jangkrik untuk pembesaran dipilih yang sehat dan dipisah- kan dari yang sakit. Pakan ternak harus dijaga agar tidak berjamur karena dapat menjadi sumber penyakit.

3. Perawatan Ternak
    Pembuatan kandang semirip mungkin dengan habitat aslinya, yaitu lembap dan gelap, serta gizi yang cukup agar kebutuhan terpenuhi.

4. Pemberian Pakan
    Anakan umur 1-10 hari diberi kacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah fase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran.
Jangkrik yang sedang dijodohkan, dapat diberi pakan sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong ataupun ketimun karena kandungan airnya tinggi. Pakan diberikan secara ad libitum agar jangkrik tidak menjadi kanibal akibat kurang pakan.

5. Pemeliharaan Kandang
    Kandang dijaga agar tetap lembab, tetapi tidak basah. Kandang yang basah dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Air dalam kaleng yang terdapat di kaki kandang diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus diperhatikan.
6. Lokasi
    Lokasi budi daya jangkrik harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik. Selain itu, lokasi kandang sebaiknya jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar dan jalan raya, serta tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.

7. Hama dan Penyakit
    Jangkrik jarang terkena penyakit. Penyakit biasanya timbul karena jamur yang menempel di daun. Hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cecak, katak, dan ular.

8. Pemberian Vaksin dan Obat
    Untuk saat ini, hama dan penyakit dapat diatasi secara   preventif. Penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi, pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

9. Panen
    Peternak jangkrik dapat memperoleh dua hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu telur dan jangkrik dewasa.
Telur dan jangkrik dewasa dapat dijual kepada peternak lainnya.
Jangkrik dewasa digunakan untuk pakan burung dan ikan serta untuk bahan pembuatan tepung jangkrik.
    Setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur. Jangkrik dewasa berumur 40-55 hari atau 55-70 hari (tubuhnya baru mulai tumbuh sayap), ditangkap menggunakan tangan dan dimasukkan ke tempat penampungan untuk dijual.



        Guru Bidang Studi

     Marjan Soni, S.Pd, M.a



Senin, 08 Maret 2021

BUDIDAYA IKAN HIAS Prakarya Bab 3 kelas 9 Sem 2

 BAB III 

BUDIDAYA IKAN HIAS



        Ikan hias adalah jenis yang memiliki bentuk tubuh yang unik dengan aneka warna, yang umumnya dijual sebagai ornament (hiasan) dalam akuarium. Contoh ikan hias yang dibudi dayakan antara lain: koi, neon tetra, koki, cupang, dan guppy, yellow tangs, blue tags, clownfi sh dan sebagainya


A. KOMODITAS IKAN HIAS

        Indonesia memiliki banyak jenis ikan hias air tawar. Menurut catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat ini terdapat lebih kurang dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global.

     Ikan hias air tawar mempunyai beberapa kelebihan, terutama dari kemudahan budi dayanya. Beberapa jenis ikan hias air tawar asal Indonesia yang menjadi primadona pasar, diantaranya arwana dan cupang. Indonesia juga berhasil mendomestikasi ikan impor seperti koki, koi, discus dan guppy.

Berikut ini beberapa jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomi tinggi yang paling banyak dicari dan berpotensi untuk dibudi dayakan.

1. Koi (Cyprinus Carpio L)

Koi merupakan ikan hias air tawar untuk dipelihara di kolam bukan akuarium dan pertama kali dikembangkan di Jepang. Daya tarik ikan koi adalah memiliki warna- warni yang menarik dan indah. Ikan koi juga memerlukan ruang gerak yang luas serta mudah dikembangbiakan.

2. Cupang (Betta sp.)

Ikan Cupang merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Habitat asli ikan ini adalah rawa-rawa di daerah tropis. Budi daya cupang relatif mudah karena tidak memerlukan tempat yang luas dalam proses pemijahannya. Ikan ini berkembang biak dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman,daun-daun dan serabut rapia.

Berdasarkan bentuk siripnya, cupang dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Halfmoon (setengah bulan)

Cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudi daya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada Tahun 1982.

b. Crowntail (ekor mahkota) atau serit

Cupang jenis ini mempunyai sirip dan ekor yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.

 c. Plakat Halfmoon

Bentuk badannya hampir mirip dengan cupang laga tapi jenis plakat halfmoon mempunyai ekor dan sirip yang lebih indah


3. Arwana (Scleropages sp.)

Arwana merupakan salah satu jenis ikan endemik, di Indonesia banyak ditemukan di perairan air tawar Kalimantan dan Papua. Dahulu, ikan arwana didapat dari perburuan di alam bebas, namun saat ini sudah bisa dibudi dayakan di kolam-kolam.
Arwana merupakan salah satu ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi. Harga per ekornya untuk ukuran kecil bisa mencapai jutaan rupiah dari jenis-jenis tertentu. Sentra produksi ikan arwana terdapat di Kalimantan dan Sumatera.

4. Ikan Mas Koki (Carrasius Auratus)

Mas koki masih satu keluarga dengan ikan mas. Mas koki pertama kali dikenal sebagai ikan hias di Cina, namun yang mempopulerkan ikan koki ke seluruh dunia adalah bangsa Jepang.
Mas koki sudah lama dibudi dayakan secara luas di Indonesia. Sentra produksi koki terbesar ada di Tulung Agung, Jawa Timur. Tulung Agung memproduksi lebih dari 55 juta ekor ikan mas koki setiap tahun, sebagian besar ditujukan untuk
pasar domestik dan sebagian kecil untuk ekspor. Meskipun harga per ekornya relatif murah, ikan ini mudah dibudi dayakan secara massal.

5. Guppy (Poecilia Reticulate )

Guppy berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Guppy sangat mudah beradaptasi sehingga cepat meluas penyebarannya serta mudah dibudi dayakan. Saat ini, guppy dapat ditemukan di berbagai perairan air tawar di Indonesia. Ikan guppy bereproduksi secara internal dan melahirkan anak yang langsung berenang dengan baik.

6. Louhan (Kelompok Chiclid)

Louhan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Flowerhorn cichlid tidak ditemukan di alam bebas. Ikan hias air tawar ini merupakan hasil persilangan dari berbagai jenis ikan Cichlid. Louhan pertama kali dikembangkan di Malaysia, banyak orang menyukai jenis ikan ini karena warna sisik dan benjolan dikepalanya.

7. Discus (Symphysodon Discus)

Discus berasal dari perairan Amazon, disebut discus karena bentuknya seperti piringan (disk) dengan warna-warni yang atraktif. Sifat ikan ini sangat tenang dan gerakannya lambat sehingga disebut raja akuarium. Ukuran yang paling besar bisa mencapai diameter 15 cm.
Discus cocok dikembangbiakan di wiliyah iklim tropis
dengan suhu air 25-30oC, pH 6-6,5 dan kesadahan 3-5 dH. Untuk pemeliharaan dalam akuarium perlu ketelatenan karena mudah stress jika kualitas air akuarium berubah.

        Dari sisi keragaman, terdapat lebih dari 300 jenis ikan hias air tawar maupun laut yang menjadi kamulan ekspor. Ikan hias yang layak ekspor biasanya diseleksi berdasarkan enam kriteria, yakni ukuran, jenis ikan, keseragaman, keunikan bentuk dan warna, bebas penyakit dan daya adaptasi terhadap lingkungan.

Jenis-jenis ikan hias laut yang di ekspor warna-warna yang mencolok, antara lain:
a. Blue Tangs
Blue Tang atau di Indonesia biasa disebut dengan nama Lettersix atau Dori adalah ikan yang indah untuk akuarium air laut. Lettersix membutuhkan banyak ruang untuk berenang. Lettersix adalah ikan karang yang mendiami kedalaman hingga 40 meter. Ikan ini lebih menyukai arus deras pada daerah terumbu ke arah laut. Spesies ini harus pelihara dalam akuarium, dengan diberi cukup banyak batu karang dan volume air yang banyak.

b. Yellow Tangs
Yellow Tangs adalah jenis ikan herbivora yang berasal dari Hawaii, Amerika Serikat. Yellow Tangs populer di pelihara di akuarium. Yellow tangs merupakan ikan yang cukup tangguh dan tidak mudah terjangkit penyakit white spot. Ikan yang terbilang berukuran kecil ini memerlukan ruang gerak yang luas karena dapat berenang puluhan kilo meter setiap harinya untuk mencari makan.

c. Clownfi sh / Badut
Ikan badut atau clownfish merupakan salah satu jenis ikan hias yang banyak dicari. Ikan ini hidup pada daerah perairan tropis dangkal dan bersimbiosis dengan anemon sebagai habitatnya. Ikan badut tergolong jenis ikan omnivore, memakan larva crustacea, parasit pada anemon dan alga, dikena agresif dalam menjaga teritorinya.

d. Butterfly Fish
Butterfly fish atau ikan kupu-kupu adalah   kelompok   ikan laut tropis dengan warna yang mencolok, kebanyakan ditemukan di daerah terumbu karang perairan Atlantik, Hindia dan Samudra Pasifik, terdapat sekitar 120 spesies yang tersebar 10 negara. Butterfly fish sebagian besar berukuran berkisar antara 12 cm sampai 22 cm.
Ikan ini memiliki pola warna yang sama terlihat pada sayap kupu-kupu, bentuk tubuh lateral sempit dan mudah terlihat saat berada di habitat terumbu karang. Butterfly fish memiliki sirip menyambung dengan sirip ekor yang membulat.


B. SARANA DAN PERALATAN BUDI DAYA (PEMBESARAN) IKAN HIAS

        Sarana produksi perlu dan penting diperhatikan pada kegiatan budi daya ikan hias. Dibutuhkan sarana produksi dan teknik yang tepat agar produksi lebih optimal, yakni :

1. Bahan
a. Benih
Benih adalah anakan ikan dari mulai menetas sampai ukuran tertentu ikan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha budi daya berikutnya.
Benih yang digunakan berumur 7 hari, dipilih benih yang
sehat, yang memiliki kemampuan berenang dengan gesit dan lincah.
b. Air
Air sebagai media budi daya harus mempunyai persyaratan tertentu agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Pengelolaan kualitas air merupakan cara pengendalian kondisi lingkungan air di dalam kolam budi daya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup  ikan.
Air yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk pertumbuhan/budi daya hewan dan tumbuhan tingkat rendah (plankton) sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut bisa digunakan untuk budi daya ikan.

c. Pakan
1) Pakan Alami
Pakan alami adalah organisme yang berasal dari alam. Pakan alami yang digunakan untuk pakan ikan hias dan benih yaitu plankton, yakni organisme yang hidup melayang-layang dalam perairan. Plankton yang bersifat nabati disebut fitoplankton dan plankton yang bersifat hewani disebut zooplankton.
Contoh fitoplankton yang sudah dibudi dayakan adalah Euglena, Tetraselmis dan sebagainya sedangkan contoh zooplankton berupa moina,  rotifera, dan dapnia.

2) Pakan Buatan
Pakan buatan berbentuk pellet, pasta maupun lembaran yang dibentuk berdasarkan kebutuhannya, ada yang berbentuk crumble, glanura, lembaran/flake.

d. Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang sering digunakan yaitu methilen blue (mencegah jamur), kalium permanganat (mencegah jamur), Malasit green (mencegah parasit golongan protozoa).

2. Alat
Alat-alat yang sering digunakan pada budi daya ikan hias :
 
3. Wadah Budi Daya Ikan Hias
Wadah budi daya merupakan tempat untuk memelihara ikan. Wadah budi daya ikan hias dapat dibuat dimana saja, faktor yang harus diperhatikan adalah menentukan pemilihan wadah budi daya yang  tepat.
1) Kolam
Kolam yang sering digunakan adalah kolam tembok dan kolam terpal yang memiliki saluran inlet (air masuk) dan
saluran outlate (air keluar). Jenis ikan hias yang sering dipelihara di kolam biasanya ikan hias yang berukuran besar seperti : koi, arwana dan aligator.
 
2) Bak
Bak yang umumnya digunakan dalam budi daya ikan hias terbuat dari fiber. Wadah bak digunakan untuk pemeliharaan ikan pada lahan yang sempit dan praktis. Ikan hias yang dipelihara pada bak fiber adalah ikan hias yang berukuran besar atau berukuran kecil tetapi dalam jumlah banyak.

3) Akuarium
Akuarium adalah salah satu wadah budi daya yang digunakan
untuk pemeliharaan sekaligus ajang refresing para hobbies karena mampu menjadi penghibur dari kejenuhan.
Pada umumnya pemeliharaan ikan hias menggunakan   wadah akuarium, dengan wadah ini, dapat memanipulasi lingkungan sesuai dengan habitat aslinya.
 
Penggunaan akuarium harus dilengkapi dengan sistem aerasi, yaitu proses pengaliran udara/ oksigen ke dalam akuarium. Terdapat beberapa akuarium yang dilengkapi  dengan  filter.


C. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA IKAN HIAS

1. Pembuatan Wadah Budi Daya (akuarium) Ikan Hias
Wadah akuarium terbuat dari kaca terlihat sulit tetapi jika dilakukan secara teliti maka mudah dihasilkan. Kaca yang biasa digunakan untuk pembuatan akuarium memiliki ketebalan 3 mm - 16 mm, dengan ukuran yang disesuaikan keinginan konsumen.
Berikut ini diuraikan tahapan pembuatan wadah (akuarium) budi daya ikan hias, salah satunya akuarium contoh yang diaplikasikan di semua daerah.
a. Perencanaan
1) Menentukan jenis wadah budi daya ikan hias.
2) Membuat desain dan kontruksi wadah budi daya ikan hias.
3) Menyusun kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan ukuran akuarium yang akan dibuat
4) Menyusun jadwal pembuatan wadah budi daya.
5) Menetukan tugas tiap individu.
b. Persiapan bahan dan alat
1) Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut :
 
2) Alat
Alat yang digunakan :
 
c. Proses pembuatan akuarium
Setelah menentukan bentuk dan ukuran kaca yang akan dipergunakan, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut: :
1) Memotong kaca
a. Letakkan lembaran kaca pada meja kerja, meja kerja harus dalam keadaan datar yang bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya keretakan kaca yang akan dipergunakan saat proses membuat akuarium
b. Ukuran kaca yang akan dipotong ini disesuaikan dengan bentuk akuarium yang akan dibuat. Dalam membuat potongan potongan
kaca, lembaran kaca dibuat polanya terlebih dahulu dengan menggunakan spidol dan penggaris besi. Pola yang sudah dibentuk dapat langsung dipotong.
c. Untuk memotong kaca gunakan alat pemotong kaca yang banyak dijual di toko besi.
d. Setelah kaca terpotong, bagian pinggir potongan kaca harus dihaluskan dengan gerinda atau batu asahan karborondum.

2) Merakit akuarium
a. Pemberian lem pada pinggiran kaca yang akan disatukan. Pemberian lem harus merata dengan ketebalan yang sama. Tempelkan kaca yang sudah diberi lem. Menempelkan kaca-kaca sehingga membentuk akuarium.
b. Perkuat dengan lakban setelah seluruh kaca terkait keringkan selama 24 jam.

3) Uji coba akuarium
Langkah terakhir dalam pembuatan akuarium adalah melakukan uji coba, yaitu dilakukan dengan mengisi air ke dalam akuarium selama 24 jam untuk mengetahui bagian-bagian yang bocor.
Setelah itu, bersihkan lem yang masih melekat dengan cutter atau menggunakan bensin. Sebelum digunakan akuarium diisi dengan air dan dibiarkan   sampai 3 hari

atau sampai bau lemnya hilang disamping mengamati kemungkinan bagian- bagian yang bocor.


2. Persiapan Wadah Budi daya
Persiapan wadah budi daya pada kolam meliputi pencucian wadah budi daya, pengeringan wadah budi daya dan pengisian air.
a. Pencucian wadah
Wadah yang akan kita gunakan haruslah dicuci bersih dengan tujuan untuk menghilangkan dari jamur dan kotoran yang menempel pada wadah budi daya.
Pencucian kolam tembok atau bak sebaiknya dengan cara menyikat, lebih baik
tanpa menggunakan sabun ataupun detergen kalau pun dipakai maka harus dalam jumlah yang sedikit dan dibilas dengan tuntas tanpa meninggalkan residu.

b. Pengeringan Wadah
Proses pengeringan dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari.

c. Pengisian Air
Proses pengisian air dilakukan 2-3 hari sebelum penebaran ikan, ini bertujuan agar dalam wadah budi daya sudah tumbuh plankton yang bisa digunakan sebagai pakan alami.
 

d. Instalasi Aerasi
Selain wadah yang baik, kita juga harus memperhatikan instalasi aerasi. Agar aerasi tidak terlalu kencang maka di ujung selang aerasi biasanya menggunakan batu aerasi. Aerasi bisa diatur dengan menggunakan kran aerasi.
Instalasi Aerasi bertujuan untuk menyaring sisa-sisa pakan dan hasil metabolisme ikan agar air tetap jernih.

D. PEMELIHARAAN IKAN HIAS
Pilihan ikan cupang merupakan contoh. Ikan cupang merupakan ikan hias yang mudah dibudi dayakan di kolam, bak terpal/ plastik  ataupun menggunakan akuarium.
1. Perencanaan
a. Menentukan jenis ikan hias yang akan dibudi dayakan
b. Menentukan dan persiapan wadah yang akan digunakan untuk budi daya ikan hias
c. Menentukan jadwal kegiatan budi daya
d. Menyiapkan kebutuhan sarana alat dan bahan
e. Menentukan tugas individu

2. Menyiapkan Sarana Produksi
Sarana produksi (bahan) yang digunakan dalam produksi seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
a. Bahan :
 
b. Alat :
 
1) Wadah budi daya (Akuarium, bak terpal / ber, toples atau baskom)
2) Instalansi aerasi
3) Seser/saringan

3. Proses Budi daya Pembesaran Ikan Hias
a. Pemberian Pakan
Benih ikan hias diberi pakan artemia bahkan cacing sutra/tubifex yang diberikan selama 3 kali sehari, dengan jumlah pakan 3-5 % dari berat total ikan.
Pakan untuk benih yang berukuran kecil yaitu tubifek yang dicincang, kutu air ataupun jentik nyamuk, dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali setiap hari.
Pakan alami dijadikan pilihan karena pakan alami memiliki keunggulan sebagai berikut :
1) Memiliki kandungan protein tinggi.
2) Pakan alami diberikan pada ikan dalam kondisi hidup, pakan alami yang bergerak membuat perhatian ikan untuk memakannya.
3) Pakan alami sesuai dengan bukaan mulut ikan, sehingga ikan tidak kesulitan saat memakannya.

b. Pemeliharaan
Proses pemeliharaan ikan hias air tawar dalam wadah budi daya akuarium, dengan cara penyiponan/penyadotan minimalnya 2 kali setiap hari, pemberian pakan ikan, dan pengecekan kualitas.
Penggantian air minimal 2 minggu sekali atau ketika air sudah mulai keruh. Untuk mengurangi tumbuhnya penyakit, harus dilakukan pengukuran kualitas air mencakup suhu, tingkat keasaman dan oksigen terlarut.

c. Pengendalian hama penyakit
Penyakit yang biasa muncul pada proses pemeliharaan ikan hias adalah sebagai berikut :
1) Penyakit bintik putih
Jasad penyebab penyakit bintik putih adalah Ichthyophthirius multifiliis. Penyakit ini sering disebut dengan nama ”Ich” atau ”white spot”.

Gejala klinis yang ditunjukkannya adalah adanya bintik putih baik pada kulit, sirip, mata dan insang, yang sering terjadi pada ikan ukuran kecil (benih). Kasus infeksinya lebih sering pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi, dengan suhu air rendah (< 25°C).
 
Penanggulangan parasit dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas perairan dalam keadaan yang optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahankan suhu air.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan campuram formalin 25 ml/m3 air   dan   malachite green oxalat 0.15 g/m3 air selama 24 jam.

2) Penyakit Trichodiniasis
Penyakit ini disebabkan oleh   Trichodina   sp. Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama apabila berada dalam keadaan stres yang disebabkan antara lain oleh kepadatan tinggi, penanganan yang kurang sempurna, pemberian pakan yang kurang tepat (mutu maupun jumlahnya), terutama pada keadaan temperatur rendah.
Penanggulangan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budi daya yang sempurna.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam, atau Acrifl avin dengan dosis 3 mg/l air selama
15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung.


3) Penyakit Tetrahymena
Penyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymena pyriformis dapat menginfeksi kulit dan sirip.
Gejala klinisnya adalah ikan yang terinfeksi mengosok- gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, serta mengibas-ngibaskan siripnya.
Pengobatan dapat menggunakan Acrifl avin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15–30 menit.

4) Penyakit cacing
Cacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp.,  serta Quadriacanthus  sp
Gejala klinisnya adalah frekuensi pernafasan/gerakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lama-lama ikan menjadi kurus.
Penanggulangan parasit ini dapat dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman dalam wadah penampung.

d. Pemanenan

Benih ikan hias akan terbentuk warna pada saat usia sekitar 2 bulan. Setelah memiliki warna ikan hias sudah dapat dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total atau pun parsial/sebagian.
Panen total adalah panen yang dilakukan dengan cara menjual keseluruhan hasil budi daya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial/sebagian berdasarkan ukuran, umur dan kelamin.
Pada panen parsial dilakukan sortir, dengan cara dipilih sedikit demi sedikit dengan menggunakan
sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi dengan sore, karena suhu lingkungan lebih rendah dan stabil.

Kegiatan panen diakhiri dengan pengepakkan yang dilakukan secara terbuka ataupun.
Pengepakan terbuka adalah pengemasan   yang biasa dilakukan pada pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan di pasarkan dimasukkan ke wadah terbuka, misalnya pada drum plastik, sedangkan wadah tertutup adalah pengemasan yang dilakukan dengan memasukkan ikan kedalam kantong yang berisi air (sepertiga bagian) diikuti pemberian gas oksigen dan diikat ujungnya menggunakan karet gelang.

Rabu, 24 Februari 2021

PRAKARYA SEM 2 KELAS 8 ALAT PENJERNIH AIR

 

BAB II

ALAT PENJERNIH AIR

 



Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru,  karena  air  menutupi  3/4  permukaan  bumi.  Namun,  tidak jarang  pula  kita  mengalami  kesulitan  mendapatkan  air  bersih,  terutama  saat musim kemarau.

 

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih. Cara yang paling mudah dan paling umum digunakan dengan membuat saringan air. Kita dapat membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air.


Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan  daerah  tanpa sumber  mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih dahulu. Penanggulangan secara cepat dapat dilakukan dengan cara melakukan penyaringan air dengan menggunakan beberapa teknik penyaringan air bersih secara alami/buatan maupun modern/tradisional

 

A. SISTEM PENYARINGAN AIR DARI BAHAN ALAMI

1.       Sistem  Penyaringan  Air  dari  Bahan  Alami

Secara umum proses penjernihan air berguna untuk menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air. Proses ini mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut :

a.          Menghilangkan gas-gas terlarut.

b.          Menghilangkan rasa yang tidak enak

c.          Membasmi bakteri pathogen yang sangat berbahaya.

d.          Memperkecil  sifat  air  yang menyebabkan terjadinya endapan pada pipa                              dan saluran air.

 

Ada beberapa macam cara sederhana untuk mendapatkan air bersih. Cara yang paling mudah adalah dengan teknik penyaringan dan teknik pengendapan.

a)          Teknik penyaringan

Beberapa cara sederhana untuk penyaringan air sebagai berikut.

        (1)      Saringan kain katun

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana atau paling mudah. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil  yang  ada  dalam  air  keruh tersebut. Air hasil saringan tergantung dari ketebalan  dan kerapatan  kain yang digunakan.

        (2)      Saringan kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Teknik saringan air  ini  dapat  memberikan  hasil  yang  lebih  baik dari teknik sebelumnya.

        (3)      Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti  karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.

Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi  dan  mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.


(4) Saringan Pasir Lambat (SPL)


Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas  dan  kerikil  pada  bagian  bawah.


(5) Saringan Pasir Cepat (SPC)


Saringan pasir cepat seperti  halnya  saringan  pasir  lambat,  terdiri  atas lapisan pasir  pada  bagian  atas  dan  kerikil  pada bagian  bawah.  Namun  arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan  dengan  Saringan  Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow).


(6) Graffiti-fed  filtering system


Gravity-fed filtering system merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat (SPC)  dan Saringan Pasir  Lambat  (SPL).  Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat (SPC). Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan  tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa Saringan Pasir Lambat.


(7) Saringan arang


Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat  efektif  dalam  menghilangkan bau dan rasa yang ada dalam air baku. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.


(8) Saringan keramik


Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air  bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak  yang  berfungsi  sebagai disinfektan dan membunuh bakteri.

Untuk perawatan saringan keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.


(9) Saringan cadas


Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.





a)          Teknik pengendapan

Beberapa teknik pengendapan untuk proses penjernihan air sebagai berikut :

(1) Biji Kelor 


Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy- benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air.

Penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil dan tampungan air hujan ini  di  masa datang  dapat  dikembangkan  sebagai penjernih air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.



(2) Tawas


Tawas berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan sekira 12 jam.

Fungsi tawas hanya untuk  pengendapan,  tidak berfungsi untuk membunuh kuman dan menaikkan pH dalam air.




(3) Kaporit


Kaporit berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan sekira 12 jam.





(4) Kapur gamping


Kapur gamping berfungsi untuk pengendapan tetapi membutuhkan waktu hingga 24 jam. Selain itu, kapur gamping berfungsi untuk menaikkan pH air tetapi tidak berfungsi untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri.




(5) Arang batok kelapa


Bahan ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air, dan juga menjernih air.



2. Bahan dan Alat Penjernih Air dengan Bahan Alami


Bahan penyaring adalah suatu material yang dapat menyerap berbagai kotoran, zat kimia, dan polutan lain yang ada di dalam air. Bahan penyaring dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bahan alam dan bahan buatan.


Alat-alat yang digunakan untuk membuat alat penjernih air sebagai berikut :


a. Gergaji

Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong atau mengurangi ketebalan suatu benda tertentu.


b. Bor

Bor berfungsi untuk membuat atau memperbesar lubang pada kayu, aluminium dan bahan- bahan lainnya.


c. Pisau

Pisau adalah alat yang digunakan untuk memotong, menghaluskan benda.


d. Palu

Palu adalah alat yang digunakan untuk menancapkan paku pada kayu atau aluminium.



1. Teknik dan Prosedur Pembuatan Alat Penjernih Air dengan Bahan Alam

Untuk membuat alat penjernih air, dibutuhkan kemampuan teknik ini :

a.          Memotong

Bahan yang berbeda akan menentukan jenis alat pemotong yang berbeda pula. Misalnya memotong kawat menggunakan tang potong, sedangkan  memotong  kayu menggunakan gergaji.

b.          Melubangi

Membuat lubang pada bahan sesuai ukuran dengan bantuan alat seperti  bor,  pisau raut, paku atau apa saja.

c.           Menyambung

Teknik menyambung dapat dilakukan dengan mengelem, mengelas, menyekrup, mengikat dan yang lainnya, bergantung pada karakter bahan yang akan disambung dengan harapan menghasilkan sambungan yang kuat dan baik.

Menyambung dengan teknik mengelem tidaklah mudah. Hal yang harus diperhatikan pada  saat  mengelem  adalah  media apa yang akan dilem karena  lem mempunyai karakter yang berbeda, contohnya lem kertas, lem plastik, besi, kayu, dan lem karet


Pembuatan alat penjernih air dilakukan melalui prosedur atau tahapan  sebagai berikut :


1) Menentukan atau memutuskan model bentuk dan ukuran alat penjernih  air yang akan dibuat.

2) Membuat sketsa gambar benda yang akan dibuat dan gambar teknik yang dilengkapi dengan 

    ukuran.

3) Menentukan dan menyiapkan alat tangan (hand tools) yang akan digunakan dan bahan alam 

    apa  saja  yang  diperlukan  sebagai  penyaring  serta  sebagai wadah air, saluran penghubung 

    pipa, selang atau bambu maupun keran yang dibutuhkan.

4) Menentukan langkah membuat alat penjernih air, yaitu menentukan bagian mana yang akan 

    dibuat terlebih dahulu.

5) Membuat dan merakit alat penjernih air sesuai rencana.

6) Menguji merupakan bagian penting dalam pembuatan alat penjernih air dan dilanjutkan 

    dengan menyempurnakan.


Hal pertama yang harus dipikirkan saat akan membuat alat penjernihan air sebagai berikut :

a.  Alat penjernih air yang akan dibuat harus dapat menjawab permasalahan yang dihadapi, apakah menyaring lumpur atau menyaring kuman, menyaring zat besi, atau ketiga-tiganya.

b.  Untuk ditempatkan di manakah alat penjernih air yang akan dibuat: apakah digunakan di sekolah, rumah, atau untuk satu kelompok masyarakat.

c.  Bahan penyaring apakah yang dapat melakukan penyaringan fisika/ mekanis yang harus disiapkan?

d.  Pada alat penjernih air apakah bahan penyaringan mudah dibersihkan.

Tahap kedua yaitu membuat gambar dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a. Membuat desain/sketsa alat penjernih air yang akan dibuat, disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Membuat gambar teknik lengkap dengan ukurannya.

c. Menentukan langkah kerja.

d. Menuliskan alat yang akan digunakan.

Tahap ketiga adalah mulai membuat alat penjernih air adalah sebagai berikut :

a.  Membuat pipa penyaringan.

b.  Membuat penampung air kotor.

c. Membuat penyaring air yang berisi lapisan-lapisan bahan penyaring dengan urutan yang tepat. Bahan-bahan yang biasanya digunakan adalah batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang  sekam padi, tanah liat, ijuk, biji kelor, dan lain-lain.

d.  Menyiapkan penampungan air bersih, untuk hal itu tidak  terlalu sulit untuk disiapkan yang penting tidak bocor dan ukurannya memadai

 

1. Tahapan Pembuatan Penjernih Air dari Bahan Alami

a.       Perencanaan

1)       Ide/gagasan

Satu buah penjernih air dari bahan alami.

2)       Identifikasi kebutuhan

Pembuatan penjernih air berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitarmu, dan dibuat secara efisien sehingga tidak memakan tempat penggunaan.

 

b.       Bahan dan alat

1)       Bahan

Penjernih air menggunakan potongan bata, ijuk, arang tempurung kelapa, pasir, dan kerikil.

Bahan lain yang perlu disiapkan:

Drum plastik/bak kapasitas 100 liter sebanyak 2 buah

·     Pipa PVC, diameter 0,5 inch

·     Keran air

·     Lem pipa

·     Selotip

·     Ember dan kawat

2)       Alat

Gergaji kayu atau besi

 

b.       Proses Pembuatan

1)       Membuat pipa penyaringan

·     Siapkan pipa PVC berdiameter 0.5 inci dengan panjang 35 cm, lubangi sekeliling pipa secara teratur dengan jarak 20 cm.

·     Bagian dari pipa  yang  dilubangi  dan  dibalut  dengan  ijuk, kemudian  ijuk diikat       dengan kawat. Ujung pipa dimasukkan ke soket ulir.


·       Setelah itu, bagian dari pipa yang dilubangi dibalut dengan ijuk, kemudian ijuk             diikat   dengan kawat. Ujung pipa dimasukkan ke soket ulir

·     Lubangi drum/bak pengendapan dan penyaringan dengan jarak 10 cm dari dasar       drum.

·     Pada tabung pengendap, buat lubang kedua pada dasar drum dengan tutup sebagai      tempat membuang endapan ke luar.


·     Pasang pipa penyaring yang menggunakan ijuk pada kedua tabung seperti terlihat       pada gambar berikut :




2)       Membuat drum/bak pengendap dan penyaring

·     Sediakan tabung atau drum yang kosong

·     Isi drum penyaring berturut-turut dengan kerikil 20 cm, ijuk 5 cm, pasir 20 cm, arang tempurung kelapa 10 cm, ijuk 10 cm, dan potongan bata 10  cm.







·     Letakkan drum endapan dan penyaringan secara bertingkat atau berurutan. Tutup       keran dan masukkan air dengan aliran alami atau dipompa

·     Tunggu kira-kira 30 menit, kemudian alirkan air dari drum pengendapan  ke dalam     drum penyaringan

·    Aliran air yang keluar dari drum penyaringan disesuaikan dengan masukan dari       drum pengendapan




B. PENJERNIH AIR DARI BAHAN BUATAN

1. Penjernih Air dari Bahan Buatan
Pengolahan penjernih air bahan buatan tetap dilakukan secara fisika melalui beberapa tahapan yaitu penyaringan, pengendapan, dan penyerapan menggunakan bahan buatan manusia seperti bahan kimia.
Perbedaannya adalah pada bahan buatan yang digunakan seperti tawas dan bubuk kapur.

2.Bahan dan Alat Penjernih Air dengan Bahan Buatan

Selain bahan alam, bahan penyaring ada yang buatan atau hasil rekayasa.
Beberapa bahan buatan yang dapat digunakan untuk menyaring air sebagai berikut:

a. Klorin tablet digunakan untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri yang hidup di dalam air
b. Pasir aktif biasanya berwarna hitam dan digunakan untuk menyaring air sumur bor dan sejenisnya.
c. Resin softener berguna untuk menurunkan kandungan kapur dalam air.
d. Resin kation biasa digunakan untuk industri air minum, baik usaha air minum isi ulang maupun              Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (PAMDK).
e. Pasir zeolit berfungsi untuk penyaringan air dan mampu menambah oksigen dalam air.
f. Pasir mangan berwarna merah digunakan untuk menurunkan  kadar  zat besi atau logam berat                dalam air.
g. Pasir silika digunakan untuk menyaring lumpur, tanah, dan partikel besar atau kecil dalam air dan          biasa digunakan untuk penyaringan tahap awal.
h. Karbon aktif atau arang aktif adalah jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang besar                    sehingga dapat menyerap kotoran dalam air.
i. awas dan kaporit yang sering digunakan di kolam renang.
j. Polyaluminium clorida (PAC) untuk mengendapkan lumpur dalam air.


3. Teknik  dan  Prosedur  Pembuatan  Alat  Penjernih  Air  dengan  Bahan  Buatan

        Teknik pembuatan alat penjernih air buatan sebenarnya lebih mudah, yaitu dengan menyiapkan bak atau tempat penampung air kotor yang memadai dan diberi pengaduk bahan kimia.
        Penjernihan air dengan bahan buatan biasanya diterapkan di daerah yang memiliki tingkat kekotoran air yang cukup tinggi. Kekotoran yang dimaksud seperti tercampur salah satu atau lebih bahan pencemar (polutan) seperti lumpur,  zat pewarna, dan kuman serta yang lainnya.
        Kaporit merupakan salah satu bahan buatan atau bahan kimia yang dapat digunakan untuk menjernihkan air. Selain itu kaporit juga berfungsi untuk membunuh kuman, virus, dan bakteri di dalam air, tetapi tidak dapat mengendapkan kotoran.
Sedangkan Tawas dan batu gamping berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang ada di air, tetapi tidak membunuh kuman atau zat kimia lain.
            Beberapa bahan buatan yang sering dan banyak digunakan di masyarakat seperti tawas, kaporit, dan batu gamping atau batu kapur, polyaluminium chlorida (PAC).
            Arang tempurung atau batok kelapa berfungsi  untuk  menghilangkan  bau,  rasa tidak enak, dan menjernihkan air. Bahan buatan  lain  yang  juga  dapat  digunakan, contohnya filter ultraviolet dan keramik.




4. Tahapan pembuatan penjernih air bahan buatan
a) Perencanaan
1) Ide/gagasan
   Satu buah penjernih air dari bahan buatan.
2) Identifikasi Kebutuhan
   Pembuatan penjernih air berdasarkan bahan dan alat yang tersedia di sekitarmu, dan dibuat                     secara efisien sehingga tidak memakan tempat.

b. Bahan dan Alat
Penjernihan air dengan bahan buatan, yaitu dengan menggunakan tawas, kaporit, dan batu kapur.
1) Bahan
Bahan penjernih yang digunakan, sama seperti penjernihan dengan bahan alam, yaitu potongan              bata, ijuk, arang tempurung kelapa, pasir, dan kerikil. Tetapi ditambahkan bahan buatan seperti                tawas, kaporit, dan batu kapur.
2) Alat
Buah drum plastik kapasitas 100 liter atau bak paralon/pipa PVC, di- ameter 1/2 inci, pengaduk              dari kayu, ember, keran, lem pipa, selotip, tali plastik, dan gergaji.

c. Proses Pembuatan
1) Pemasangan keran dengan drum atau pembuatan bak penampungan dapat dibantu oleh orang                  dewasa sehingga hasilnya lebih baik. Pemasangan bahan penjernih bisa dilakukan sendiri.
2) Siapkan bahan penjernih buatan antara lain kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram, dan tawas 2                gram. Cairkan bahan tersebut masing-masing dalam satu buah sendok makan.
3) Persiapkan bak atau drum air untuk tempat pengendapan yang dapat menampung air keruh                    sekitar 20 liter atau sesuai kebutuhan.  Kemudian  kaporit, batu kapur, dan tawas yang sudah                  dicairkan  dimasukkan  ke  dalam bak tersebut dan diaduk lima menit, diamkan selama 10 menit.            Pada saat pengendapan dan pengadukan, lubang bak atau drum harus disumbat.
4) Setelah didiamkan 10 menit, penyumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke bak penyaring            yang berisi pecahan genting/bata, pasir, kerikil, ijuk, dan arang tempurung kelapa. Tebal pecahan            genteng  2-5  cm,  pasir  15  cm, kerikil  5 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm, dan ijuk lagi 5 cm.
5) Air hasil  penyaring  ditampung  dalam  ember  atau  bak yang  bersih  dan dapat                                  dipergunakan.  Hal  yang  perlu  diingat,  apabila  air  akan  diminum maka terlebih dahulu                      dimasak dulu.


d. Skema prosedur kerja




BUDIDAYA SATWA HARAPAN Prakarya Bab 3 kelas 8 Sem 2

 BAB III  BUDIDAYA SATWA HARAPAN                Pada umumnya, ternak atau satwa harapan yang dipelihara mempunyai beberapa Kelebihan, dianta...