Selasa, 29 September 2020

BUDIDAYA TERNAK KESAYANGAN

 BAB III SEMESTER 1

KELAS VIII PRAKARYA

2020

 


BUDIDAYA TERNAK KESAYANGAN

     Ternak yang ada saat ini bermula dari hewan-hewan yang liar. Manusia melakukan penjinakan (domestikasi ) karena adanya kepentingan terhadap hewan liar tersebut. Beberapa hewan dipelihara sebagai sumber bahan baku industri, hewan laboratorium, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Hewan ternak juga dapat berfungsi sebagai hewan peliha raan karena ciri khas / keunikan yang dimilikinya. Suara yang unik, bulu yang halus dan indah, perilaku yang lucu, merupakan alasan seseorang memelihara ternak tersebut.

 A. Jenis-Jenis Ternak Kesayangan

Ternak kesayangan dipelihara masyarakat dengan alasan beragam, ada yang memelihara ternak karena keindahan bulunya, karakter suaranya, dan kelucuan perilakunya. Banyak terdapat komunitas atau perkumpulan pecinta hewan kesayangan di Indonesia.

 Berikut contoh ternak kesayangan yang biasa dipelihara. :

 1. Kelinci Hias

Kelinci merupakan ternak kecil multiguna karena dapat dibudidayakan sebagai ternak penghasil daging, kulit, dan untuk kepentingan berbagai pekerjaan di laboratorium. Angora dan Rex merupakan dua jenis bangsa kelinci penghasil bulu, berwarna putih dengan wol yang tumbuh panjang.

Kelinci mempunyai potensi biologis yang tinggi karena dapat dikawinkan kapan saja setelah dewasa, waktu bunting pendek (30-32 hari), beranak banyak (dalam satu tahun seekor induk kelinci dapat melahirkan 6-8 kali, dengan jumlah anak per kelahiran 6-8 ekor). Jika akan digunakan sebagai hewan kesayangan, sebaiknya untuk pemula disarankan membeli kelinci berumur 2-4 bulan untuk memperkecil risiko kematian.

 2. Hamster

Hamster merupakan hewan kecil yang masuk dalam ordo Rodentia (hewan pengerat). Hamster berasal dari Timur Tengah dan Eropa bagian tenggara. Sejak tahun 1930-an, hamster sudah dipelihara, tetapi pada waktu itu hanya sebagai hewan percobaan di laboratorium.

Tubuh hamster dewasa memiliki panjang 7-10 cm, ada juga yang berukuran 18-20 cm. Hamster adalah hewan yang aktif pada malam hari dan beristirahat pada siang hari (nokturnal). Terdapat 5 jenis hamster di Indonesia dengan beberapa jenis hamster banyak dipelihara, yaitu: hamster Siria, Champbell, Winter White, Roborovski, dan Cina.

 3. Burung Merpati

Terdapat sekitar 200 jenis merpati yang hidup di Eropa, Asia, dan Australia. Merpati yang hidup di negara-negara di belahan bumi Selatan, terutama di Indonesia dan Papua Nugini, ukuran tubuhnya lebih besar dan elegan. Jika dibandingkan dengan jenis merpati dari negara lain panjang tubuh merpati dari wilayah ini bisa mencapai 75 – 85 cm.

Warna bulu merpati sangat beraneka ragam. Ada yang berwarna ungu, biru laut, cokelat, putih, atau kombinasi dari beberapa warna, dan tampak mengkilap. Secara umum, warna bulu burung merpati adalah abu-abu, cokelat, hitam, atau putih. Khusus merpati jantan, bulunya lebih tampak indah dan mengkilap, terutama pada bagian leher sampai kepala. Merpati dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu merpati hias, pos, balap, dan pedaging yang memiliki karakteristik yang berbeda.

 4. Burung Icauan

Beberapa jenis burung kicauan yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia, antara lain murai batu/medan, love bird, kenari, cucak hijau, kacer, poksai, anis, dan jalak. Pada habitat aslinya, burung pengicau jantan biasanya hidup berkelompok terdiri atas 2-10 ekor.

Kicauan burung banyak membawa manfaat terhadap manusia. Orang Jawa menyebutnya ‘klangenan’ dirawat untuk dipandang dan dijadikan hiasan.


B. Sarana Dan Teknik Budidaya Ternak Kesayangan

Setiap jenis ternak kesayangan membutuhkan sarana produksi budi daya yang berbeda-beda sebagai berikut :

 1. Bahan-bahan

Bahan yang diperlukan dalam sarana budi daya ternak kesayangan, antara lain :

a. Hewan yang akan dipelihara

Secara umum, pemilihan ternak kesayangan yang baik harus memiliki kriteria, seperti: tubuh tegap, gerakannya gesit dan lincah, bulu halus mengkilap dan tidak rontok, pandangan mata tajam, nafsu makan baik, bagian kaki tidak bengkok.

1) Kelinci

Bibit kelinci yang baik untuk dipelihara hendaknya berumur di atas 35 hari, atau sudah berumur 60 hari. Saat di bawah umur 35 hari, anak kelinci masih membutuhkan susu dari induk dan rentan terhadap kematian bibit.

2) Burung Kenari

Bakalan kenari yang berkualitas baik memiliki ciri antara lain, tidak cacat fisik; berkepala besar; mata besar; dan terlihat melotot; memiliki paruh yang berpangkal lurus; lebar, panjang, besar, dan tebal; lubang hidung dekat dengan mata; sayap yang mengepit dan cengkeraman kuat; leher panjang dan padat; nafsu makan tinggi; lincah; dan sering berkicau/bersuara.

 b. Pakan


Pakan ternak adalah semua bahan yang diberikan kepada ternak, berupa campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik untuk memenuhi kebutuhan zat makanan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Setiap pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi lengkap dengan komposisi seimbang agar pemberian pakan efisien dan

sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut.

Pakan yang diberikan pada ternak kesayangan dapat berasal dari pakan alami dan buatan. Pakan alami berasal dari lingkungan di sekitar contoh sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serangga, cacing, ulat, jangkrik, dan kroto. Pakan buatan umumnya berbentuk pelet.

 c. Obat-obatan

Kegiatan budidaya kadang mengalami kendala, salah satunya adalah serangan hama dan penyakit yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan budidaya. Obat-obatan dapat diberikan untuk pencegahan, maupun penanggulangan hama dan penyakit. Obat yang diberikan bisa jenis alami dan buatan. Obat alami berasal dari ekstrak tumbuhan

(misalnya lidah buaya, daun pisang, atau daun pepaya). Obat buatan berasal dari zat kimia yang dapat mematikan sumber penyakit.

 d. Air

Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui. Air harus memenuhi persyaratan tertentu, agar ternak dapat tumbuh dengan baik. Pemberian air untuk ternak sebaiknya diberikan ad libitum (tidak terbatas).

 2. Peralatan

            Alat-alat yang diperlukan sebagai sarana budi daya ternak kesayangan, antara lain: kandang, tempat minum, tempat pakan, timbangan, sprayer, dan pembersih kotoran.










C. Tahapan Budidaya Ternak Kesayangan

Tujuan pemeliharaan ternak kesayangan berbeda-beda, bergantung pada jenis ternaknya. Teknik yang perlu diperhatikan dalam budi daya ternak kesayangan adalah pemeliharaan kandang, pemilihan bibit, pola pemberian pakan, serta pencegahan hama penyakit.

1. Pemilihan Kandang

a)    Kandang yang bersih dan nyaman sangat penting dalam budidaya ternak kesayangan.

b)    Kandang harus rutin dibersihkan untuk menjaga kelembabannya minimal seminggu sekali.

c)    Tempat pakan, minum, dan lantai kandang yang terdapat dalam kandang juga harus rutin dibersihkan.

2. Pemilihan Bibit

a)    Bibit ternak adalah ternak yang mempunyai dan mewariskan sifat unggul serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan.

b)    Pemilihan bibit yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi.

c)    Calon Bibit yang dipilih adalah yang memiliki bentuk tubuh seimbang dan tidak cacat.

3. Pemberian Makan

a)    Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian, dan cara pemberian pakan.

b)    Pakan untuk kelinci harus memiliki porsi 80% tumbuhan hijau, dan 20% konsentrat.

c)    Untuk jenis pakan hijauan, pastikan harus dalam keadaan layu namun tidak busuk.

d)    Proses pelayuan berguna untuk mempertinggi serat kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang dan diare.

e)    Pakan tambahan (konsentrat) bisa diberikan dalam bentuk pelet atau bekatul yang dicampur dengan sayuran.

4. Pencegahan Hama dan Penyakit

Hal-hal yang perlu diperlukan dalam pencegahan hama dan penyakit adalah sebagai berikut :

a.    lahan yang hendak didirikan kandang harus bebas dari penyakit menular,

b.    kandang harus kuat, aman, nyaman, dan bebas penyakit;

c.    periksa kesehatan ternak yang baru dibeli. Jika terdapat tanda-tanda kurang sehat, ternak dapat segera diobati;

d.    jaga kandang dan lingkungannya agar tidak lembab, dan bebas genangan air;

e.    lakukan penyemprotan desinfektan, atau proses penyucihamaan kandang dan lingkungan sekitarnya;

f.     lakukan vaksinasi secara teratur.


 D. Mempraktikkan Budidaya Ternak Kesayangan

1. Kelinci

 a. Perencanaan

1)    Menentukan jenis ternak kesayangan yang akan dibudidayakan.

2)    Menentukan dan mempersiapkan kandang yang akan digunakan untuk budidaya ternak kesayangan.

3)    Menentukan jadwal kegiatan budidaya.

4)    Menyiapkan kebutuhan sarana, alat, dan bahan.

5)    Menentukan tugas individu.

 b. Persiapan Sarana Produksi

1) Bahan-bahan

a)    kelinci umur 35 - 60 hari

b)    Pakan hijauan dan konsentrat

c)    Obat-obatan

d)    Vitamin atau probiotik

2) Alat-alat :

a)    Timbangan

b)    Tempat makan dan minum

c)    Pembersih kotoran

 

c. Proses Produksi Ternak Kelinci

1)    Siapkan kandang sesuai dengan jenis kelinci yang akan dipelihara. Kelinci berukuran rata-rata dari 3,6 kg atau lebih, membutuhkan kandang dengan panjang kurang lebih 1,2 meter, lebar 0,6 meter, dan tinggi 0,6 meter.

2)    Berikan pakan dua kali sehari yaitu pagi hari pukul 08.30 dan sore hari pukul 13.30. Air minum diberikan setiap hari dalam jumlah tidak terbatas dan diganti setiap pagi dengan membersihkan dahulu sisa air minum sebelumn ya.

3)    Pisahkan kelinci jantan dan betina ketika sudah memasuki masa puber/ siap kawin, masukkan ke dalam kandang satu persatu. Umur betina siap kawin 5-6 bulan dan umur jantan siap kawin 6-7 bulan.

 

2. Hamster

Hamster merupakan binatang pengerat yang disukai anak-anak karena bentuknya yang mini, gerakan lincah, dan tingkahnya yang lucu. Berikut hal yang perlu dipersiapkan dan cara pemeliharaan hamster.

a. Bahan

1)    Hamster sehat yang akan dipelihara

2)    Pemberian pakan yang sehat, seperti pellet, kacang hijau, wortel, mentimun, selada, jagung, sawi putih, pepaya dan apel.

3)    Obat-obatan dan bahan lainnya

Jenis obat-obatan dan bahan lain yang bisa digunakan diantaranya adalah : obat anti parasit, sampo, pewangi, dan pasir mandi.

 b. Peralatan

Hamster merupakan salah satu hewan kesayangan yang memiliki kemampuan pendengaran dan penciuman yang baik serta senang bermain atau beraktifitas.

Berikut ini perlengkapan yang diperlukan dalam memelihara hamster :

 1) Kandang Hamster

a)    Jenis kandang hamster yang paling umum adalah kandang plastik, kandang kawat, kandang akuarium, kandang baja, dan kandang buatan sendiri.

b)    Kandang hamster harus merasa nyaman, dapat memfasilitasi hamster yang suka berlarian, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan bebas dari gangguan hewan peliharaan lain seperti anjing dan kucing.

 2) Alas Kandang

Lantai kandang hamster dapat menggunakan sekam atau serbuk kayu yang kasar dan tidak terlalu halus dan sekam padi. Keuntungan menggunakan serbuk kayu (zeloit) antara lain:

a)    Berfungsi sebagai alas kandang agar hamster bisa lebih nyaman dan empuk.

b)    Sebagai penghangat bagi hamster terutama di saat udara sedang dingin.

c)    Sebagai bahan untuk membuat sarang

d)    Sebagai penyerap kelembaban dan sangat berguna untuk menyerap air seni.

e)    Sebagai tempat menaruh bayi hamster.

 

3) Tempat Pakan dan Minum

4) Mainan

5) Alat kebersihan, berupa rolling hamster, hamster bath, dan pasir pewangi


 

c. Tahapan Memelihara Hamster

 

1) Memilih Hamster

Memilih hamster yang tepat perlu memperhatikan berikut ini :

a)    Kesehatan hamster

Hamster yang sehat memiliki telinga yang bersih, anus yang bersih dan kering, perut yang kecil dan bulat, dan tidak ada bagian kulit yang botak atau benjolan pada kulit (kecuali kelenjar bau pada pahanya yang seringkali dikira sebagai luka atau kudis), memiliki mata yang bening dan gigi yang sehat yang tidak tumbuh menumpuk atau melengkung.

b)    Tingkat agresifitas hamster

Pilih hamster yang mudah beradaptasi, hal ini dapat dilihat dari perilaku hamster yang suka mengendus ketika kita memasukkan tangan ke dalam kandangnya, sedikit menggigit tangan untuk mengetahui makanan atau bukan.

 

2) Proses Adaptasi Hamster di Lingkungan Baru

Proses adaptasi awal dengan menempatkan hamster ke dalam kandang yang diberikan penutup berupa kain tipis yang terlihat samar dari luar, sehingga hamster dapat menjelajah dengan tenang dan nyaman di rumah barunya. Setelah 3 hari proses adaptasi dengan membiarkan hamster sendiri, saatnya mulai berteman dengan hamster.

 

3) Pemeliharaan Hamster dengan Pemberian Pakan dan Minum

Hamster diberi makanan pokok yang dicampur seperti pelet sebagai makanan utama untuk hamster, dan campuran biji-bijian sebagai makanan tambahan. Air bersih yang segar harus selalu tersedia. Penambahan vitamin ke dalam air minum dapat dilakukan agar berpengaruh baik bagi hamster.

Beberapa jenis buah dan sayuran dapat diberikan untuk hamster sebagai camilan seperti buah apel, pisang, avokad (tidak berbiji), mangga, semangka, pepaya, wortel, brokoli, mentimun, jagung, kacang hijau, paprika, selada, seledri, kubis daun, sawi, dan beberapa jenis sayuran dan buah-buahan lain.

 

4) Perawatan Kandang Hamster

Kandang harus dibersihkan minimal seminggu sekali dengan cara memindahkan hamster dan membuang serbuk-serbuk kayu serta makanan yang disimpan hamster.

Berikut hal yang harus diperhatikan saat membersihkan kandang :

a)    Tempatkan hamster di dalam bola hamster atau di area bermainnya

b)    Gunakan sabun pencuci khusus kandang hewan.

c)    Bilas kandang setelah dibersihkan dan pastikan kandang benar-benar kering (air telah menguap) dan tidak ada sisa larutan pencuci yang menempel pada bagian-bagian

d)    kandang.

e)    Gantilah alas kandang yang lama dengan yang baru dengan sedikit mencampurkan serbuk kayu yang lama di dalam kandang mereka yang sudah bersih.

 

5) Pemeriksaan Kesehatan.

Kesehatan hamster dapat dilihat dari keadaan jenis kotorannya. Kotoran yang lembut menandakan hamster terkena diare. Ketiadaan kotoran dalam kandang menandakan hamster mengalami konstipasi/sembelit (penyakit penyumbatan usus).

Minggu, 27 September 2020

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI

 BAB III SEMESTER 1

KELAS IX PRAKARYA

2020

 

 


BUDIDAYA IKAN KONSUMSI

  

Pengembangan perikanan budidaya disesuaikan dengan kondisi grafis wilayah setempat. Pada daerah dataran tinggi dan rendah dibudidayakan ikan air tawar. Budidaya ikan air payau dikembangkan pada daerah pantai, muara sungai atau rawa payau. Budidaya ikan laut dikembangkan pada daerah laut yang terlindungi ombak dan gelombang seperti teluk, selat, dan perairan dangkal.

Budidaya ikan dimaksudkan untuk menyediakan ikan dalam memenuhi kebutuhan pangan sumber protein selaian dari kegiatan penangkapan. Ikan konsumsi adalah ikan yang dibudidayakan untuk tujuan sumber pangan atau konsumsi. Contoh ikan konsumsi yang dibudidayakan antara lain: lele, gurami, bawar, nila, belut, kerapu, dan bandeng.

                                                                                                 

A. Komiditas Ikan Konsumsi

Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk mendapatkan ikan siap konsumsi atau ukuran yang diinginkan konsumen. Berikut penjelasan deskriptif dan karakteristik ikan konsumsi air tawar, payau dan laut yang dapat dibudidayakan.

 

1. Ikan Air Tawar

Budidaya pembesaran ikan air tawar didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila dan gurami. Jenis ikan tersebut banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia juga banyak dikembangkan jenis ikan lain seperti belut dan nilam.

 

a. Ikan Mas



Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan jenis ikan konsumsi yang sangat dikenal hampir diseluruh Indonesia. Nama ikan mas mempunyai sebutan berbeda di tiap daerah. Ikan mas, tombro, masmasan (jawa tengah dan jawa timur), ikan rayo atau ikan ameh (Sumatra Barat).

Adapun karakateristik ikan mas ini diantaranya :

1)    Ikan mas berbadan agak memanjang pipih kesamping dan lunak

2)    menyukai habitat air yang tidak terlalu dalam dan deras, seperti di pinggiran sungai atau danau

3)    ketinggian sampai 600 meter dpl (di atas permukaan laut).

4)    Makanan ikan mas antara lain, tumbuhan air, binatang renik.

5)    Pemijahan ikan mas dapat dilakukan sepanjang tahun tidak tergantung musim

6)    Pembenihan ikan mas biasa dilakukan, selama 2-3 minggu untuk benih siap didederkan.

7)    Pembesaran ikan mas dilakuan saat benih sudah berukuran 5-8 cm yang berasal dari hasil pendederan

8)    Pembesaran ikan mas dilakukan 3-4 bulan, sesuai ukuran ikan yang menjadi tujuan panen.

 

b. Ikan Nila



Ikan nila (Oreochromis nilotica) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini memiliki berbagai keunggulan, dengan varietas unggul yang dihasilkan antara lain, nila merah, nila gift, nila gesitt, nila nirwana.

Adapun karakateristik ikan Nila ini diantaranya :

1)    Bentuk badan ikan nila pipih ke samping memanjang, warna tubuh umumnya putih

1)    kehitaman dan merah sehingga dikenal sebagai nila hitam dan nila merah.

2)    dapat dibudidayakan di dataran rendah sampai pada ketinggian 1.000 meter dpl.

3)    Makanan nila berupa plankton, dan tumbuh-tumbuhan lunak seperti hydrilla, dan ganggang sutera.

4)    pemeliharaan, nilai dapat diberi makanan tambahan berupa pellet sebanyak 2-4% dari bobot biomassa ikan dan diberikan 3-5 kali sehari.

5)    Benih nila yang digunakan untuk pembesaran sebaiknya yang telah mencapai ukuran 8-12 cm.

6)    Kedalaman air untuk kolam pembesaran 80 – 100 cm.

7)    Ikan nila dipelihara selama 4-5 bulan sehingga mencapai ukuran konsumsi 400-600 gram/ekor.

 

c. Ikan Lele



Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan Clarias.dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik dan di kenal jenis ikan yang unik. Secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain:

ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).

Adapun karakateristik ikan lele ini diantaranya :

1)    Lele mempunyai bentuk yang memanjang berkulit licin dengan kepala pipih, mulutnya berada di ujung/ terminal dengan empat pasang sungut, sirip ekor

1)    dan perut membundar.

2)    mempunyai senjata yang sangat ampuh dan berbisa berupa sepasang patil yang berada di sebelah depan sirip dada.

3)    dapat hidup di semua perairan air tawar, di sungai yang airnya tidak terlalu deras seperti danau, waduk, rawa, serta genangan kecil

4)    mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, terletak di bagian depan rongga insang yang memungkinkan mengambil oksigen langsung dari udara

5)    Pakan alami seperti cacing, kutu-kutu air, jentik-jentik (larva), dan siput kecil.

6)    Pertumbuhan lele agak lambat apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin.

7)    Lele dipanen pada umur 3-4 bulan dengan barat rata-rata 200 gram/ekor.

 

d. Ikan Patin



Patin (Pangasius. sp) termasuk kelompok ikan catfish yang dapat hidup di perairan dengan kandungan oksigen relatif rendah. Patin sangat responsif terhadap pakan buatan serta memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga termasuk ikan yang berukuran besar.

Adapun karakteristik dari ikan patin adalah :

1)    Warna tubuh ikan patin bagian punggung keabu-abuan atau kebiru-biruan dan bagian perut putih keperak-perakan, ukuran kepala relatif kecil dengan mulut terletak diujung agak ke bawah

2)    Pada mulut patin terdapat dua pasang sungut (kumis) pendek yang berfungsi sebagai peraba.

3)    Pada sirip punggung terdapat 1 jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besardan bergerigi, sirip dada juga terdapat 1 jari-jari keras yang juga berubah menjadi patil.

4)    patin makan ikan-ikan kecil, cacing, serangga, biji-bijian, tumbuh- tumbuhan, rumput-rumputan dan udang kecil.


e. Ikan Gurame



Gurame (Osphyrenemus gouramy) dikalangan pecinta menu masakan dikenal sebagai „ikan mewah‟ dengan harga jual tinggi dan citarasanya yang tinggi. Gurami banyak dibudidayakan di pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Sebutan ikan gurami beragam di setiap daerah yakni gurami atau gurami di Jawa, kalau atau kaloi (Sumatra), dan kala atau kalui (Kalimantan).

Adapun karakteristik dari ikan Gurame adalah :

1)    Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi dan pipih ke samping dengan panjang maksimum 65 cm.

2)    mudah berkembang di dataran rendah dengan ketinggian lokasi yang cocok untuk budidaya mulai dari 0-800 dpl dan suhu 24-28 0C.

3)    peka terhadap suhu rendah, sehingga tidak produktif di suhu rendah.

4)    memijah pada umur 2-3 tahun, produktivitas telur meningkat di musim kemarau.

5)    menyukai perairan yang jernih, tenang, dan tidak banyak mengandung lumpur.

6)    Makanan yang diperlukan gurami adalah tumbuhan azolla, kangkung, dan daun talas dengan pakan tambahan berupa pellet.

7)    Pembesaran ikan gurami menggunakan benih dengan berat minimum 100 – 500 gram per ekor

8)    Waktu yang diperlukan untuk mencapai ukuran konsumsi adalah 500 g/ekor pada selang waktu 6 bulan sedangkan berat 1 kg/ekor membutuhkan waktu lebih kurang 9 bulan.

 

2. Ikan Air Payau

Jenis ikan air payau yang biasa dikembangkan dengan deskripsi karakteristik adalah sebagai berikut.

a. Bandeng



Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang cukup terkenal dan mudah

didapatkan.

Karakteristik jenis ikan Bandeng ini adalah :

1)    memiliki badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda tergolong ikan perenang cepat.

2)    Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata.

3)    digolongkan jenis ikan herbivora karena memakan tumbuh-tumbuhan yang berupa plankton.

4)    Benih ukuran berat rata-rata 50g/ekor atau panjang 7-10 cm dapat ditebar 500 ekor/m3

 

 

5)    Ukuran konsumsi akan mencapai berat rata-rata 450 g/ekor setelah dipelihara selama 4 bulan.

 

b. Udang Windu



Udang windu merupakan jenis udang konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton.

Adapun karakteristik dari udang windu adalah :

1)    Udang windu aktif bergerak dan mencari makan pada suasana yang gelap atau redup.

2)    mempunyai sifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lemah kondisinya.

3)    berganti kulit secara periodik, udang muda lebih sering ganti kulit dibandingkan udang dewasa.

4)    menyukai kumpulan berbagai jenis ganggang dan binatang renik di dasar tambak sebagai makanannya, seperti cacing kecil, larva serangga, larva kerang dan ganggang.

5)    cara makan udang yang tergolong lambat.

 

3. Ikan Air Laut

Budidaya pembesaran ikan air laut yang biasa dikembangkan adalah :

a. Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer)



Ikan Kakap putih adalah ikan laut yang mempunyai toleransi hidup yang cukup besar terhadap kadar garam dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang menyebabkan ikan kakap putih dapat dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar.

Adapun karakteristik dari ikan kakap adalah :

1)    kakap putih mempunyai badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar, mata berwarna merah cemerlang, mulut lebar sedikit serong dengan geligi halus.

2)    Badan atas penutup insang terdapat lubang kuping begerigi, sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7-8 serta memiliki bentuk sirip ekor bulat.

3)    Pakan yang digunakan adalah ikan rucah(trash fish).

4)    Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan, selanjutnya dipelihara dalam keramba dengan kepadatan penebaran 50 ekor/ m3.

5)    Pembesaran dilakukan selama 5-6 bulan dan selama dilakukan pengelolaan terhadap kebersihan keramba secara rutin dan pengontrolan terhadap ikan secara berkala untuk menghindari sifat kanibalisme.

6)    Pemanenan dilakukan setelah ikan mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor dengan membutuhkan waktu 5-6 bulan.

  

b. Ikan Kerapu



Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah “groupers” dan merupakan salah satu komoditas perikanan dengan peluang di pasar domestik maupun internasional dan memiliki nilai jual sangat tinggi.

Adapun karakteristik dari ikan Kerapu adalah :

1)    Bentuk tubuh kerapu agak rendah, moncong panjang memipih dan menajam, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan poterior.

2)    Habitat benih ikan kerapu macan adalah pantai yang ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp.

3)    Pada tahap dewasa, kerapu hidup di perairan yang lebih dalam dengan dasar perairan pasir berlumpur.

4)    Pakan yang paling disukai yaitu krustaceae (rebon, dogol dan krosok), juga jenis ikan-ikan kecil(tembang, teri dan belanak).

5)    pertumbuhan kerapu bebek bisa mencapai 1-1,3 gram/hari sedangkan kerapu macan 2,5-3 gram/ hari.

6)    Kerapu bebek yang dipelihara dengan berat awal 1,3 gram dan panjang total 4cm akan mencapai berat antara 400- 500 gram selama 12-14 bulan, sedangkan kerapu macan dapat dipanen pada bulan ke 7 dengan berat kurang lebih 500 gram.

 

 Memijah : proses atau cara melepaskan telur dan sperma untuk

pembuahan.



                                                                                                                        Guru Bidang Studi




                                                                                                                     Marjan Soni, S.Pd Ma

BUDIDAYA SATWA HARAPAN Prakarya Bab 3 kelas 8 Sem 2

 BAB III  BUDIDAYA SATWA HARAPAN                Pada umumnya, ternak atau satwa harapan yang dipelihara mempunyai beberapa Kelebihan, dianta...