Minggu, 27 September 2020

BUDIDAYA IKAN KONSUMSI

 BAB III SEMESTER 1

KELAS IX PRAKARYA

2020

 

 


BUDIDAYA IKAN KONSUMSI

  

Pengembangan perikanan budidaya disesuaikan dengan kondisi grafis wilayah setempat. Pada daerah dataran tinggi dan rendah dibudidayakan ikan air tawar. Budidaya ikan air payau dikembangkan pada daerah pantai, muara sungai atau rawa payau. Budidaya ikan laut dikembangkan pada daerah laut yang terlindungi ombak dan gelombang seperti teluk, selat, dan perairan dangkal.

Budidaya ikan dimaksudkan untuk menyediakan ikan dalam memenuhi kebutuhan pangan sumber protein selaian dari kegiatan penangkapan. Ikan konsumsi adalah ikan yang dibudidayakan untuk tujuan sumber pangan atau konsumsi. Contoh ikan konsumsi yang dibudidayakan antara lain: lele, gurami, bawar, nila, belut, kerapu, dan bandeng.

                                                                                                 

A. Komiditas Ikan Konsumsi

Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk mendapatkan ikan siap konsumsi atau ukuran yang diinginkan konsumen. Berikut penjelasan deskriptif dan karakteristik ikan konsumsi air tawar, payau dan laut yang dapat dibudidayakan.

 

1. Ikan Air Tawar

Budidaya pembesaran ikan air tawar didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila dan gurami. Jenis ikan tersebut banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia juga banyak dikembangkan jenis ikan lain seperti belut dan nilam.

 

a. Ikan Mas



Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan jenis ikan konsumsi yang sangat dikenal hampir diseluruh Indonesia. Nama ikan mas mempunyai sebutan berbeda di tiap daerah. Ikan mas, tombro, masmasan (jawa tengah dan jawa timur), ikan rayo atau ikan ameh (Sumatra Barat).

Adapun karakateristik ikan mas ini diantaranya :

1)    Ikan mas berbadan agak memanjang pipih kesamping dan lunak

2)    menyukai habitat air yang tidak terlalu dalam dan deras, seperti di pinggiran sungai atau danau

3)    ketinggian sampai 600 meter dpl (di atas permukaan laut).

4)    Makanan ikan mas antara lain, tumbuhan air, binatang renik.

5)    Pemijahan ikan mas dapat dilakukan sepanjang tahun tidak tergantung musim

6)    Pembenihan ikan mas biasa dilakukan, selama 2-3 minggu untuk benih siap didederkan.

7)    Pembesaran ikan mas dilakuan saat benih sudah berukuran 5-8 cm yang berasal dari hasil pendederan

8)    Pembesaran ikan mas dilakukan 3-4 bulan, sesuai ukuran ikan yang menjadi tujuan panen.

 

b. Ikan Nila



Ikan nila (Oreochromis nilotica) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini memiliki berbagai keunggulan, dengan varietas unggul yang dihasilkan antara lain, nila merah, nila gift, nila gesitt, nila nirwana.

Adapun karakateristik ikan Nila ini diantaranya :

1)    Bentuk badan ikan nila pipih ke samping memanjang, warna tubuh umumnya putih

1)    kehitaman dan merah sehingga dikenal sebagai nila hitam dan nila merah.

2)    dapat dibudidayakan di dataran rendah sampai pada ketinggian 1.000 meter dpl.

3)    Makanan nila berupa plankton, dan tumbuh-tumbuhan lunak seperti hydrilla, dan ganggang sutera.

4)    pemeliharaan, nilai dapat diberi makanan tambahan berupa pellet sebanyak 2-4% dari bobot biomassa ikan dan diberikan 3-5 kali sehari.

5)    Benih nila yang digunakan untuk pembesaran sebaiknya yang telah mencapai ukuran 8-12 cm.

6)    Kedalaman air untuk kolam pembesaran 80 – 100 cm.

7)    Ikan nila dipelihara selama 4-5 bulan sehingga mencapai ukuran konsumsi 400-600 gram/ekor.

 

c. Ikan Lele



Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan Clarias.dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik dan di kenal jenis ikan yang unik. Secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain:

ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).

Adapun karakateristik ikan lele ini diantaranya :

1)    Lele mempunyai bentuk yang memanjang berkulit licin dengan kepala pipih, mulutnya berada di ujung/ terminal dengan empat pasang sungut, sirip ekor

1)    dan perut membundar.

2)    mempunyai senjata yang sangat ampuh dan berbisa berupa sepasang patil yang berada di sebelah depan sirip dada.

3)    dapat hidup di semua perairan air tawar, di sungai yang airnya tidak terlalu deras seperti danau, waduk, rawa, serta genangan kecil

4)    mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, terletak di bagian depan rongga insang yang memungkinkan mengambil oksigen langsung dari udara

5)    Pakan alami seperti cacing, kutu-kutu air, jentik-jentik (larva), dan siput kecil.

6)    Pertumbuhan lele agak lambat apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin.

7)    Lele dipanen pada umur 3-4 bulan dengan barat rata-rata 200 gram/ekor.

 

d. Ikan Patin



Patin (Pangasius. sp) termasuk kelompok ikan catfish yang dapat hidup di perairan dengan kandungan oksigen relatif rendah. Patin sangat responsif terhadap pakan buatan serta memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga termasuk ikan yang berukuran besar.

Adapun karakteristik dari ikan patin adalah :

1)    Warna tubuh ikan patin bagian punggung keabu-abuan atau kebiru-biruan dan bagian perut putih keperak-perakan, ukuran kepala relatif kecil dengan mulut terletak diujung agak ke bawah

2)    Pada mulut patin terdapat dua pasang sungut (kumis) pendek yang berfungsi sebagai peraba.

3)    Pada sirip punggung terdapat 1 jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besardan bergerigi, sirip dada juga terdapat 1 jari-jari keras yang juga berubah menjadi patil.

4)    patin makan ikan-ikan kecil, cacing, serangga, biji-bijian, tumbuh- tumbuhan, rumput-rumputan dan udang kecil.


e. Ikan Gurame



Gurame (Osphyrenemus gouramy) dikalangan pecinta menu masakan dikenal sebagai „ikan mewah‟ dengan harga jual tinggi dan citarasanya yang tinggi. Gurami banyak dibudidayakan di pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Sebutan ikan gurami beragam di setiap daerah yakni gurami atau gurami di Jawa, kalau atau kaloi (Sumatra), dan kala atau kalui (Kalimantan).

Adapun karakteristik dari ikan Gurame adalah :

1)    Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi dan pipih ke samping dengan panjang maksimum 65 cm.

2)    mudah berkembang di dataran rendah dengan ketinggian lokasi yang cocok untuk budidaya mulai dari 0-800 dpl dan suhu 24-28 0C.

3)    peka terhadap suhu rendah, sehingga tidak produktif di suhu rendah.

4)    memijah pada umur 2-3 tahun, produktivitas telur meningkat di musim kemarau.

5)    menyukai perairan yang jernih, tenang, dan tidak banyak mengandung lumpur.

6)    Makanan yang diperlukan gurami adalah tumbuhan azolla, kangkung, dan daun talas dengan pakan tambahan berupa pellet.

7)    Pembesaran ikan gurami menggunakan benih dengan berat minimum 100 – 500 gram per ekor

8)    Waktu yang diperlukan untuk mencapai ukuran konsumsi adalah 500 g/ekor pada selang waktu 6 bulan sedangkan berat 1 kg/ekor membutuhkan waktu lebih kurang 9 bulan.

 

2. Ikan Air Payau

Jenis ikan air payau yang biasa dikembangkan dengan deskripsi karakteristik adalah sebagai berikut.

a. Bandeng



Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang cukup terkenal dan mudah

didapatkan.

Karakteristik jenis ikan Bandeng ini adalah :

1)    memiliki badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda tergolong ikan perenang cepat.

2)    Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata.

3)    digolongkan jenis ikan herbivora karena memakan tumbuh-tumbuhan yang berupa plankton.

4)    Benih ukuran berat rata-rata 50g/ekor atau panjang 7-10 cm dapat ditebar 500 ekor/m3

 

 

5)    Ukuran konsumsi akan mencapai berat rata-rata 450 g/ekor setelah dipelihara selama 4 bulan.

 

b. Udang Windu



Udang windu merupakan jenis udang konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton.

Adapun karakteristik dari udang windu adalah :

1)    Udang windu aktif bergerak dan mencari makan pada suasana yang gelap atau redup.

2)    mempunyai sifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lemah kondisinya.

3)    berganti kulit secara periodik, udang muda lebih sering ganti kulit dibandingkan udang dewasa.

4)    menyukai kumpulan berbagai jenis ganggang dan binatang renik di dasar tambak sebagai makanannya, seperti cacing kecil, larva serangga, larva kerang dan ganggang.

5)    cara makan udang yang tergolong lambat.

 

3. Ikan Air Laut

Budidaya pembesaran ikan air laut yang biasa dikembangkan adalah :

a. Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer)



Ikan Kakap putih adalah ikan laut yang mempunyai toleransi hidup yang cukup besar terhadap kadar garam dan merupakan ikan katadromous (dibesarkan di air dan kawin di air laut). Sifat-sifat inilah yang menyebabkan ikan kakap putih dapat dibudidayakan di laut, tambak maupun air tawar.

Adapun karakteristik dari ikan kakap adalah :

1)    kakap putih mempunyai badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar, mata berwarna merah cemerlang, mulut lebar sedikit serong dengan geligi halus.

2)    Badan atas penutup insang terdapat lubang kuping begerigi, sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7-8 serta memiliki bentuk sirip ekor bulat.

3)    Pakan yang digunakan adalah ikan rucah(trash fish).

4)    Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan, selanjutnya dipelihara dalam keramba dengan kepadatan penebaran 50 ekor/ m3.

5)    Pembesaran dilakukan selama 5-6 bulan dan selama dilakukan pengelolaan terhadap kebersihan keramba secara rutin dan pengontrolan terhadap ikan secara berkala untuk menghindari sifat kanibalisme.

6)    Pemanenan dilakukan setelah ikan mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor dengan membutuhkan waktu 5-6 bulan.

  

b. Ikan Kerapu



Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah “groupers” dan merupakan salah satu komoditas perikanan dengan peluang di pasar domestik maupun internasional dan memiliki nilai jual sangat tinggi.

Adapun karakteristik dari ikan Kerapu adalah :

1)    Bentuk tubuh kerapu agak rendah, moncong panjang memipih dan menajam, gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian dorsal dan poterior.

2)    Habitat benih ikan kerapu macan adalah pantai yang ditumbuhi algae jenis reticulata dan Gracilaria sp.

3)    Pada tahap dewasa, kerapu hidup di perairan yang lebih dalam dengan dasar perairan pasir berlumpur.

4)    Pakan yang paling disukai yaitu krustaceae (rebon, dogol dan krosok), juga jenis ikan-ikan kecil(tembang, teri dan belanak).

5)    pertumbuhan kerapu bebek bisa mencapai 1-1,3 gram/hari sedangkan kerapu macan 2,5-3 gram/ hari.

6)    Kerapu bebek yang dipelihara dengan berat awal 1,3 gram dan panjang total 4cm akan mencapai berat antara 400- 500 gram selama 12-14 bulan, sedangkan kerapu macan dapat dipanen pada bulan ke 7 dengan berat kurang lebih 500 gram.

 

 Memijah : proses atau cara melepaskan telur dan sperma untuk

pembuahan.



                                                                                                                        Guru Bidang Studi




                                                                                                                     Marjan Soni, S.Pd Ma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA SATWA HARAPAN Prakarya Bab 3 kelas 8 Sem 2

 BAB III  BUDIDAYA SATWA HARAPAN                Pada umumnya, ternak atau satwa harapan yang dipelihara mempunyai beberapa Kelebihan, dianta...